"Terkait musyawarah mufakat yang dikomunikasikan oleh para pendukung Pak Airlangga, kita tidak boleh mengambinghitamkan musyawarah mufakat. Tidak ada yang tidak mau musyawarah mufakat, kita semua mau musyawarah mufakat," kata Andi dalam konferensi pers di Hotel Sultan Jakarta, Jumat (15/11/2019).
Andi mengatakan musyawarah nasional pasti dilakukan musyawarah sesuai namanya. Dia meminta ruang demokrasi dibuka seluas-luasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang saya anggap rekaman-rekaman tersebut adalah bentuk arogansi yang luar biasa yang tidak mungkin lagi. Zaman Orde Baru saja tidak begitu. Zaman Orde Baru yang sangat otoritatif tidak begitu, masa kita hidupkan lagi. Itu sesuatu yang tidak produktif, iklimnya sudah berbeda. Karena itulah tidak ada yang tidak mau bermusyawarah mufakat," imbuh dia.
Selain musyawarah, Andi Sinulingga menyebut opsi voting tidak menyalahi aturan apa pun. Dia tak setuju jika voting ditiadakan.
"Voting itu bukan melanggar Pancasila. Jadi kalau ada dari pihak sana kalau musyawarah mufakat itu adalah harus satu, tidak boleh voting misalnya, lah, pemilihan presiden saja one man one vote kita ini. Pemilihan DPR one man one vote kita ini. Itu bukan sesuatu yang tidak sesuai pancasila. AD/ART partai ini bukan AD/ART yang baru dan sudah pernah kita lakukan selama ini. Mulai dari Bali sampai Riau sampai Bali lagi Pak Akbar Tandjung, prosesnya sama semua seperti ini," sebut Andi.
Simak juga video "Keluar Rapimnas Lebih Awal, Bamsoet: Ada 514 Suara Belum Didengar" :
(gbr/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini