Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
BMKG) mencatat ada 112 kali gempa susulan setelah gempa dengan magnitudo (M) 7,1 terjadi di wilayah Maluku Utara. Gempa susulan tersebut bermagnitudo 3,0-5,9.
"Hingga siang ini, pukul 15.30 WIB, kita sudah memonitor sebanyak 112 gempa susulan yang terbesar kekuatannya 5,9 terkecil 3,0," ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, di Kantor BMKG, Jakarta Pusat, Jumat (15/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daryono menyebut tren kekuatan gempa susulan ini mulai menurun. Namun, secara kuantitatif, gempa susulan diprediksi masih bisa terjadi dalam beberapa hari ke depan.
"Ya ada pola menurun sangat fluktuatif, tapi karena ini masih belum ada sehari sehingga tentu akan terus berkembang dan itu akan terus terjadi dalam beberapa hari ke depan," ujarnya.
Daryono mengatakan masyarakat sudah bisa beraktivitas seperti biasa saat ini. Dia meminta masyarakat tetap memperhatikan informasi dari BMKG.
"Peringatan dini tsunami sudah kita akhiri dan kondisi laut sudah aman, sehingga bagi warga yang memulai aktivitas dan kehidupan pesisir di laut tetap dilanjutkan beraktivitas seperti biasa karena potensi tsunami tidak ada dan masyarakat tetap akan mendapat laporan gempa susulan karena memang sudah lazimnya gempa di atas 7 itu akan diikuti oleh gempa susulan yang akan terjadi hingga beberapa hari ke depan," katanya.
Sebelumnya, tsunami dilaporkan terdeteksi pada Kamis (14/11) pukul 23.43 WIB. Tinggi air mencapai 0,06 meter. Sementara itu, di Bitung tsunami setinggi 0,1 meter pada Jumat (15/11) pukul 00.08 WIB.
Gempa bumi magnitudo 7,1 itu sendiri terjadi di Jailolo, Malut, pukul 23.17 WIB dan getarannya dirasakan di sejumlah daerah. Peringatan dini potensi tsunami sendiri sudah dicabut pada pukul 01.45 WIB, Jumat (15/11).
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini