Wartomo mengatakan, saat ini beredar anggapan seolah masinis lapar lalu turun di perlintasan. Anggapan itu kemudian berkembang liar, padahal kejadian sebenarnya bukan seperti itu.
"Secara teknis lokasi stasiun sempit, peron juga pendek kenapa lokomotif harus lewat ke perlintasan? Karena kita sudah ada batas berhenti lokomotif yaitu setelah lewat perlintasan. Tujuannya apa? Untuk rangkaian itu mesti dekat peron agar penumpang naik turun nyaman. Jadi nggak masalah dan itu ada ketentuannya," ungkap Wartomo kepada awak media, Jumat (8/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena sempitnya Stasiun Parungkuda, peron hanya bisa dipijak langsung oleh rangkaian kereta Ekonomi 1 sampai Ekonomi 4. Sementara rangkaian kereta makan dan eksekutif tidak kebagian peron.
"Makanya dalam KA kita informasikan penpang yang naik eksekutif turun di Parungkuda bergeser atau pindah ke ekonomi 4 karena memang tidak kebagian peron," lanjutnya.
Terkait video yang viral, Maryoto menyebut sebenarnya tidak ada masalah. Setiap KA Pangrango arah Bogor memang selalu berhenti di perlintasan di Stasiun Parungkuda.
"Terkait video itu viral, dari pihak stasiun merasa terganggu seolah masinis lapar turun di perlintasan cari makan kan 'image' nya seperti itu padahal bukan begitu. Masinis turun karena memang masuknya awal tiga menit artinya nunggu tiga menit masuk 16.32 WIB berangkat 16.35 WIB. (Masinis) Beli makan karena ada jeda, di loko juga tidak sendiri ada dua, satu masinis satu asisten masinis. Kalau memang urgent salah satu harus turun salah satu harus tetap di lokomotif," tandasnya.
Halaman
1
(sya/fdu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini