"Selama diisi oleh politisi dan tidak menempatkan figur-figur profesional tapi malah orang-orang mantan anggota DPR, politik. Sehingga audit yang disampaikan itu jauh dari nilai profesionalitas. Makanya kita bisa melihat kontradiksinya, ini WTP kok terjadi korupsi. Ada WTP kok kemudian ada OTT dan segala macam," kata Feri kepada detikcom, Rabu (6/11/2019).
Feri menuturkan jika tidak diseleksi secara objektif, WTP dinilai tidak mencerminkan minimnya kasus korupsi. Dia mengatakan yang salah bukan penilaian wajar tanpa pengecualian (WTP) namun yang paling penting adalah penilainya.