"Saya tanya ke saudara (yang membuat bom) apa yang mau dibeli, paling korek, lada halus, mi instan, dan bensin 2 botol air mineral, dan bensinnya sendiri yang beli Prof Basith," katanya.
Sugiyono mengaku tidak punya rasa cemas ketika disuruh membuat bom ikan. Sebab, hal ini sudah biasa dilakukan di kampung halamannya di Ambon.
"Kalau di pikiran kita nggak ada rasa takut karena di tempat kita udah kayak biasa kita nyari ikan kadang pake itu," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, tersangka Nardi menjelaskan dia tiba bersama Sugiyono cs di rumah Abdul Basith di Bogor pada Selasa (24/9) malam. Mereka kemudian tidur di lantai 2 rumah Basith.
"Kita istirahat malam sampai siang nggak ada kegiatan. Pas hari Kamis, tanggal 26 September, itu baru si Sugiyono datang dan bilang apa-apa persiapannya," jelas Nardi.
Nardi dkk kemudian mempersiapkan bahan-bahan untuk membuat bom ikan tersebut. Mereka membeli peralatan dari warung hingga toko-toko.
"Sudah kita disuruh beli ini itu untuk alat-alat bom ikan itu. Setelah beli alat-alat kita bikin itu bom dari tanggal 26 September sampai hari Jumat. Setelah selesai itu semua kita kembali istirahat nggak ada lagi kegiatan, nggak ke luar rumah," beber Nardi.
PA 212: Bernard Ditangkap di Tol Tomang, Dipepet 5 Mobil
(mea/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini