Timeline Gelombang Demo Besar-besaran di Berbagai Kota 2 Pekan Terakhir

Timeline Gelombang Demo Besar-besaran di Berbagai Kota 2 Pekan Terakhir

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 05 Okt 2019 08:06 WIB
Demonstrasi di Sumatera Barat (Jeka Kampai/detikcom)
Jakarta - Demonstrasi sambung menyambung dilancarkan pada dua pekan belakangan dari berbagai daerah. Berikut adalah catatan terkait aksi unjuk rasa tersebut.

Unjuk rasa ini dilaksanakan tak hanya oleh satu golongan saja. Selain mahasiswa, ada pula pelajar yang ikut demo. Kaum buruh juga berdemo di depan Gedung DPR.



Dirangkum dari catatan pemberitaan detikcom hingga Jumat (4/10/2019), demonstrasi-demonstrasi ini juga ada yang berujung pada peristiwa kerusuhan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua orang mahasiswa di Kendari Sulawesi Tenggara tewas diterjang peluru. Ada yang meninggal dunia karena sesak napas saat terjadi demo rusuh di Jakarta. Ada pula mahasiswa yang mengalami luka berat.

Berikut adalah demo-demo yang terjadi sejak dua pekan lalu:

19 SEPTEMBER

- Demo depan DPR

Demonstrasi mahasiswa pada Kamis itu membawa aspirasi menolak UU KPK yang disahkan DPR pada 17 September sebelumnya. Mereka juga menolak Revisi UU KUHP.

Mahasiswa dari berbagai daerah kompak berdemo. Mahasiswa yang tergabung dalam aksi ini di antaranya berasal dari ITB, Trisaksi, Unindra, Stiami, Universitas Paramadina, Universitas Tarumanegara, UPI, STMT Trisakti, dan UI.



Demo ada di depan Gedung DPR, Jl Jenderal Gatot Subroto, Jakarta. Lalu lintas sempat ditutup saat itu. Mereka sempat menyampaikan surat aspirasi untuk audiensi ke Sekjen DPR agar disampaikan ke Pimpinan DPR. Demonstrasi juga terjadi di depan Gedung DPRD Ciamis, Jawa Barat.

23 SEPTEMBER

- #GejayanMemanggil

23 September, massa mahasiswa mulai berkumpul pada siang hari. Ada sejumlah lokasi yang menjadi titik kumpul para mahasiswa, di antaranya gerbang utama kampus Universitas Sanata Dharma, Bundaran UGM, dan titik-titik kumpul di masing-masing kampus. Titik kumpul pusat berada di Simpang Tiga Colombo, Gejayan, Sleman.

Menyikapi kondisi itu, mereka menyampaikan tujuh tuntutan yakni:

1. Mendesak adanya penundaan untuk melakukan pembahasan ulang terhadap pasal-pasal yang bermasalah dalam RKUHP.
2. Mendesak Pemerintah dan DPR untuk merevisi UU KPK yang baru saja disahkan dan menolak segala bentuk pelemahan terhadap upaya
pemberantasan korupsi di Indonesia.
3. Menuntut Negara untuk mengusut dan mengadili elit-elit yang bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan di beberapa wilayah di
Indonesia.
4. Menolak pasal-pasal bermasalah dalam RUU Ketenagakerjaan yang tidak berpihak pada pekerja.
5. Menolak pasal-pasal problematis dalam RUU Pertanahan yang merupakan bentuk penghianatan terhadap semangat reforma agraria.
6. Mendesak pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual.
7. Mendorong proses demokratisasi di Indonesia dan menghentikan penangkapan aktivis di berbagai sektor.

Pukul 17.17 WIB, aksi Gejayan Memanggil ini selesai. Lalu lintas Jalan Affandi di kawasan Colombo dibuka.

Gelombang Demo: Dari #GejayanMemanggil hingga Aksi Buruh Depan DPRAksi GejayanMemanggil (Istimewa)


- demo depan DPR

Siang hari, mahasiswa dari berbagai universitas berdatangan untuk berdemonstrasi di depan Gedung DPR. Lalu lintas Jl Jenderal Gatot Subroto di sekitar depan Gedung DPR dialihkan.

Mereka menolak RUU KUHP dan menolak UU KPK. Namun di saat yang bersamaan, ada massa pendemo pro-RUU KUHP dan pro-UU KPK. Jadi ada dua kubu yang berdemo di kawasan ini.



Massa menjebol pagar luar depan DPR, Jl Gatot Subroto, sekitar pukul 20.30 WIB. Polisi langsung membuat barikade untuk menghalau massa. Dorong-dorongan dan lempar-lemparan terjadi antara demonstran dan polisi.

24 SEPTEMBER

- #BengawanMelawan

Di Solo, demonstrasi digelar dengan tagar #BengawanMelawan. Massa aksi mengajak semua mahasiswa mogok kuliah dan berdemo di depan Gedung DPRD Surakarta, Jawa Tengah.

Beberapa kampus yang akan mengikuti aksi ialah Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Universitas Slamet Riyadi (Unisri), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta dan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Mereka semua menolak UU KPK. Satu orang sempat diamankan polisi dan kemudian dilepaskan.

- Sumsel Bergerak

Mahasiswa menerima rencana aksi dari pesan WhatsApp dan spanduk-spanduk di kampus. Maka saat tiba waktunya, mereka bergerak.

Peserta demonstrasi adalah mahasiswa UIN Raden Fatah, Politeknik Sriwijaya, Universitas Muhammadiyah Palembang, dan kampus lain di Palembang. Mereka berdemo di DPRD Sumatera Selatan. Mereka semua menolak pengesahan sejumlah RUU dan menolak UU KPK.

- demo di Semarang

Massa mahasiswa dari berbagai universitas mengawali aksi dari Simpang Lima Semarang. Mereka kemudian berkumpul di depan Kantor DPRD Jawa Tengah, Jalan Pahlawan Semarang. Mereka membawa pocong dan keranda sebagai bentuk protes terhadap UU KPK yang baru dan dan sejumlah revisi undang-undang.



Gubernur Jateng Ganjar Pranowo ikut berorasi. Ganjar menyatakan ingin aksi mahasiswa berjalan dengan tertib. Sempat terjadi perobohan pagar, namun demo yang sempat memanas itu beranjak tertib.

Massa dengan almamater Universitas Negeri Semarang (Unnes) juga terlihat berkeliling memunguti sampah dan memasukkan ke plastik besar yang mereka bawa.

- demo di Makassar

Demo di dekat Gedung DPRD Sulawesi Selatan, Makassar menjadi ricuh. Mahasiswa di jembatan layang Jl Urip Sumoharjo melempari polisi dengan batu.

Pelemparan batu juga terjadi dari mahasiswa yang berada di Jl A. P. Pettarani. Polisi yang juga membawa kendaraan taktis menghalau massa dengan tembakan gas air mata.

- demo di Bandung

Demonstrasi di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Jl Diponegoro, Kota Bandung, berujung ricuh. Polisi menjebol pagar DPRD.

Polisi melepaskan gas air mata. Akibat rusuh, menurut keterangan polisi, empat orang pihak mahasiswa dan sipil menjadi korban luka dan tiga orang polisi terluka.



Menurut polisi, kerusuhan terjadi setelah mahasiswa pulang dari arena demo. Polisi mengamankan 68 orang. Empat oknum mahasiswa dinyatakan polisi positif mengonsumsi narkoba dan ditahan.

- demo di Lhokseumawe

Massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Pasee (AMP) melakukan unjuk rasa di depan gedung DPRK Lhokseumawe. Mereka dari berbagai kampus di Aceh Utara dan Lhokseumawe ini menolak RUU yang tidak prorakyat dan menolak pelemahan KPK. Mereka juga mendesak pemerintah agar menangani masalah kabut asap yang bikin sengsara orang banyak.

"Kami meminta Presiden agar mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perppu) untuk mencabut RUU KPK. Berikan pengobatan gratis kepada korban yang sakit akibat asap serta bangun pusat rehabilitasi dan penanganan korban asap," kata Koordinator Aksi, Arisky RM saat berorasi.



Setelah menyampaikan orasi dan menyerahkan petisi kepada pimpinan DPRK Lhokseumawe. Massa kemudian beranjak melanjutkan aksinya di DPRK Aceh Utara untuk menyampaikan tuntutan yang sama hingga sampai saat ini.

- demo di Medan

Mahasiswa demonstran dari sejumlah kampus ini merusak barikade kawat berduri. Mereka meminta masuk ke gedung DPRD Sumut, Jl Imam Bonjol, Medan.

Tak diizinkan polisi, mahasiswa mulai melempari DPRD Sumut dengan botol air mineral. Kerusuhan terjadi. Polisi menggunakan water cannon untuk menghalau mahasiswa.

Gelombang Demo: Dari #GejayanMemanggil hingga Aksi Buruh Depan DPRFoto: Gabungan mahasiswa demo di Lhokseumawe (Datuk Haris-detik)


- demo depan Gedung DPR

18 Ribu personel pengamanan dikerahkan untuk mengamankan demo ini. Jumlah itu merupakan personel gabungan dari TNI-Polri maupun unsur dari Pemprov DKI Jakarta seperti Damkar, Satpol PP dan Dishub.

Demonstrasi mahasiswa dan elemen lainnya ini digelar untuk menolak sederet RUU dan UU KPK. Demo menjadi rusuh selepas sore sampai pergantian hari.



Pos polisi di dekat Hotel Mulia Senayan dibakar, pos polisi di Tomang serta pos polisi Slipi juga dibakar. Polisi menyatakan pelaku rusuh bukan mahasiswa.

81 Mahasiswa dibawa ke RSPP karena menjadi korban bentrokan dengan aparat. Ada pula satu mahasiswa dari Universitas Al Azhar, Faisal Amir, mengalami luka parah. Dia dirawat di RS Pelni.

Polisi Daerah Metro Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) sempat menangkap 105 mahasiswa. Dari 105 mahasiswa itu, polisi membebaskan 81 mahasiswa. 33 Orang menjadi tersangka terkait rusuh demo 24-25 September ini.

Gelombang Demo: Dari #GejayanMemanggil hingga Aksi Buruh Depan DPRFoto: Grandyos Zafna


25 SEPTEMBER

- Demo di Palu

Demonstrasi menolak UU KPK dan sejumlah RUU berlangsung di Palu, Sulawesi Tengah. Mereka berdemo ke Kantor DPRD Sulawesi Tengah.

Massa menjadi rusuh karena kesal tak ada anggota dewan yang menemui mereka. Kawat berduri diterobos. Kerusuhan terjadi. 107 Mahasiswa sempat diamakan oleh personel Polda Sulawesi Tengah.

- Demo di Sumbar

Mahasiswa berdemonstrasi di Gedung DPRD Sumatera Barat. Demonstrasi ini juga diikuti pegiat antikorupsi di antaranya Direktur Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) Unand, Feri Amsari; akademisi Miko Kamal; Lembaga Bantuan Pers (LBH); hingga Women Crisis Center (WCC) Nurani Perempuan.

Barikade aparat tak sanggup lagi untuk menahan massa. Dengan leluasa, para pengunjuk rasa yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Padang masuk gedung. Sebagian lainnya masih melanjutkan orasi di halaman.

Ruang Sidang Paripurna tempat di mana meja dan kursi anggota dewan dicoret dan semuanya dirusak. Hingga sore, aksi massa belum berhenti. Dinding gedung dicoret-coret.

- #STMMelawan di sekitar Gedung DPR

Kali ini massa pelajar ikut turun ke jalan. Aksi mereka berlangsung seiring melejitnya tagar #STMMelawan di Twitter. Namun aksi ini menjadi kerusuhan.

Massa #STMMelawan tiba di depan gedung DPR sekitar pukul 12.30 WIB. Polisi kemudian mengumpulkan massa di jalan dekat Gedung Manggala Wanabhakti arah DPR. Polisi menyebut kedatangan massa pelajar ini karena undangan pesan berantai. Jelang pukul 15.00 WIB, massa bergerak ke Slipi.



Selepas magrib, kerusuhan pecah. Massa ada di Jalan Gelora, di dekat rel kereta api Stasiun Palmerah, di Slipi, dan di Jembatan Layang dekat JCC. Massa yang dihalau polisi juga lari sampai ke Jalan Tol Dalam Kota.

Belakangan diketahui, salah seorang pemuda bernama Maulana Suryadi (23) tewas di tengah aksi demo di sekitar gedung DPR pada 25 September ini.

26 SEPTEMBER

- #SurabayaMenggugat

Aksi #SurabayaMenggugat yang digelar di depan Kantor DPRD Jatim, ada pula yang berdemo di sekitaran Tugu Pahlawan depan kantor gubernuran.

Demo di Kantor DPRD sempat memanas. Massa melempari petugas dengan botol, batu hingga kapak. Polisi mengamankan puluhan orang saat aksi #SurabayaMenggugat di DPRD Jatim. Beberapa orang yang diamankan di antaranya adalah pelajar. Di antara mereka, kata polisi, ada pelajar yang membawa molotov, ada pula yang melakukan aksi vandalisme.

Namun setelah tuntutan demonstran dipenuhi Ketua DPRD Jawa Timur, massa membubarkan diri pada sore hari.

- Demo Kendari tewaskan mahasiswa

Demo mahasiswa dan pelajar STM dilangsungkan di Kendari, Sulawesi Tenggara, sejak pukul 10.00 WITA. Situasi lokasi demo di sekitar Gedung DPRD menjadi rusuh.



Massa mahasiswa dan pelajar melakukan long march lebih dulu di Jl Abdullah Silondae menuju gedung DPRD Sultra. Mahasiswa Universitas Halu Oleo bernama Randi (21) tewas kena tembakan. Satu lagi korban tewas, Yusuf Kardawi (19). Yusuf tewas akibat benda tumpul.

Belakangan diketahui, sebanyak enam polisi membawa senjata api (senpi) dalam demo saat itu. Lima polisi di antaranya berpangkat bintara, dan satu berpangkat perwira.

Gelombang Demo: Dari #GejayanMemanggil hingga Aksi Buruh Depan DPRDetik-detik insiden penembakan mahasiswa di Kendari. (Sitti Harlina/detikcom)


27 SEPTEMBER

- demo HMI di Jakarta

Demonstran dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menggelar aksi di kawasan Jembatan Layang Slipi, Jakarta Barat. Mereka berorasi dan membakar ban.

Mereka berdemonstrasi menunjukkan simpati untuk Randi, korban tewas demonstrasi di Kendari. Mereka hendak ke DPR, namun polisi telah menyekat lokasi dengan beton dan kawat berduri.

- demo di Makassar

Demonstrasi di Makassar menjadi rusuh pada malam hari. Demonstrasi awalnya berlangsung di sekitar Gedung DPRD Sulawesi Selatan. Namun kericuhan terjadi setelah hari gelap. Lokasi kericuhan unjuk rasa mulai terjadi di flyover Jalan Raya Urip Sumoharjo, Kota Makassar, sejak sekitar pukul 18.00 WITA.

Massa menyerang polisi dengan batu dan benda lainnya. Polisi pun membalas serangan massa dengan tembakan gas air mata. Gas air mata ditembakkan. Kendaraan taktis melaju kencang ke arah massa. Ada yang terlindas mobil taktis. Orang tersebut lantas ditolong oleh empat orang.

Dua polisi terkena anak panah, seorang wartawan juga terkena anak panah. 20 Orang diamankan polisi terkait kerusuhan ini.

28 SEPTEMBER

- Aksi Mujahid 212

Aksi Mujahid 212 berpusat di kawasan Monas, Jakarta Pusat. Pagi hari, massa memadati dua lajur di Jalan MH Thamrin yang mengarah ke Istana Negara.

Ada empat isu yang diusung massa Aksi Mujahid 212 memprotes pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Empat isu yang diangkat massa Aksi Mujahid 212 soal rentetan demonstrasi mahasiswa, penanganan aksi mahasiswa yang dinilai represif, penanganan kerusuhan di Papua, dan penanganan karhutla yang dinilai lamban.

Massa yang longmarch dari Bundaran HI menuju Istana kemudian tertahan di kawasan Patung Kuda (Arjuna Wijaya). Di sekitar Patung Kuda, salah satu orator, Sugi Nur Raharja (Gus Nur) berteriak turunkan Jokowi. Selepas tengah hari, massa membubarkan diri. Aksi ini berlangsung tanpa kerusuhan sampai selesai.

30 SEPTEMBER

- demo massa hitam-hitam di Bandung

Massa berpakaian bebas dominan warna hitam menggelar demonstrasi di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung. Banyak dari para demonstran mengenakan masker.

Mereka membawa tuntutan 7 plus 1, isinya adalah penolakan berbagai RUU, penolakan terhadap TNI dan Polri yang menduduki jabatan sipil, setop militerisme Papua, hentikan kebakaran hutan, hingga mendorong investigasi aparat pelaku kekerasan.

Demonstrasi berujung rusuh. Belakangan, Kapolda Jabar Irjen Rudy Sufahriadi mengatakan ada kelompok Anarko-Sindikalisme yang menunggangi demonstrasi itu sehingga berujung rusuh.

Gelombang Demo: Dari #GejayanMemanggil hingga Aksi Buruh Depan DPRAksi Mujahid 212 (Lamhot Aritonang/detikcom)


- #GejayanMemanggil2

Aksi Gejayan Memanggil 2 digelar di Sleman. Jelang sore, pertigaan Colombo yang dekat dengan kampus-kampus Yogyakarta ini sudah padat oleh massa.

Ada sembilan tuntutan Aliansi Rakyat Bergerak dalam aksi ini, berikut rinciannya:

1. Hentikan segala bentuk represi dan kriminalisasi terhadap gerakan rakyat
2. Tarik seluruh komponen militer, usut tuntas pelanggaran HAM, buka ruang demokrasi seluas-luasnya di Papua
3. Mendesak pemerintah pusat untuk segera menanggulangi bencana dan menyelamatkan korban, tangkap dan adili pengusaha dan korporasi pembakar hutan, serta cabut HGU dan hentikan pemberian izin baru bagi perusahaan besar perkebunan
4. Mendesak Presiden untuk menerbitkan Perppu terkait UU KPK
5. Mendesak Presiden untuk menerbitkan Perppu terkait UU Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan.
6. Mendesak pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual
7. Merevisi pasal-pasal yang dianggap bermasalah dalam RKUHP dan meninjau ulang pasal-pasal tersebut dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat sipil
8. Menolak RUU Pertanahan, RUU Ketenagakerjaan, RUU Keamanan dan Ketahanan Siber, dan RUU Minerba
9. Tuntaskan pelanggaran HAM dan HAM berat serta adili penjahat HAM

Pukul 16.30 WIB, massa mulai meninggalkan lokasi, ada yang bertahan untuk membersihkan sampah. Kejadian di Gejayan Memanggil yang pertama berulang lagi, yakni demonstrasi di Kota Pelajar berakhir tanpa huru-hara.

Gelombang Demo: Dari #GejayanMemanggil hingga Aksi Buruh Depan DPRFoto: Pradito Rida Pertana/detikcom


- #SemarangMelawan

Aksi di Ibu Kota Jawa Tengah ini berlangsung sejak 15.30 WIB. Namun hingga malam hari, aksi masih tetap berlangsung.

Ada 8 tuntutan dalam aksi #SemarangMelawan yaitu:
1. Menuntut DPR RI mencabut draft RUU KUHP, RUU Ketenagakerjaan, RUU Pertanahan, RUU Pemasyarakatan dan mengesahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual, RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga, dan RUU Masyarakat Adat
2. Menuntut Presiden untuk mengeluarkan PERPPU Pencabutan UU KPK dan UU Sumber Daya Air
3. Menuntut kepada Presiden untuk memberikan sanksi tegas kepada korporasi pembakar hutan
4. Menuntut Kepolisian RI untuk membebaskan dan menghentikan kriminalisasi aktivis Papua, pejuang HAM, dan bertanggung jawab atas pemulihan nama baik setiap aktivis. Menghentikan segala intimidasi terhadap masyarakat Papua
5. Menuntut kepada Pemerintah untuk menjamin terlaksananya pemberian jasa layanan kesehatan BPJS yang baik dengan skema pembiayaan yang ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah sebagai lembaga yang berkewajiban untuk memenuhi hak atas kesehatan kepada seluruh rakyat Indonesia.
6. Menuntut Pemerintah untuk mengusut tuntas kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu
7. Menuntut Pemerintah untuk mewujudkan pendidikan yang demokratis, gratis dan transparan dalam keuangannya, menghentikan komersialisasi pendidikan yang mengakibatkan akses pendidikan semakin sulit diperoleh oleh seluruh rakyat Indonesia. Meningkatkan kesejahteraan guru honorer dan mengangkat guru honorer golongan K2 menjadi PNS dan atau PPPK, dan memoratorium kebijakan PPG bagi lulusan LPTK.
8. Menuntut Pemerintah untuk segera bertindak tegas terhadap aparat yang telah melakukan tindakan kekerasan yang menyebabkan korban jiwa, dan menarik TNI dari keterlibatannya untuk melakukan pengamanan aksi

Mereka memasang spanduk 'segel' di depan pintu otomatis Gedung DPRD Jateng. Selanjutnya, massa menggelar penampilan seni mulai dari bernyanyi hingga monolog. Massa mulai membubarkan diri sejak pukul 19.40 WIB.


- demo di Gedung DPR

20.500 Personel gabungan dikerahkan untuk mengamankan demo mahasiswa hari Senin saat itu. Pusat aksi ada di depan Gedung DPR, Jl Jenderal Gatot Subroto.

Demonstran menyuarakan aspirasi penolakan terhadap sederet RUU dan penolakan terhadap UU KPK. Sayangnya, demonstrasi berujung kerusuhan.

Massa melempari polisi dengan benda-benda berbahaya. Kericuhan ini terjadi di beberapa titik yaitu Jalan Tentara Pelajar, Senayan (belakang gedung DPR), Jalan Gatot Subroto arah Slipi (depan gedung DPR), dekat kantor TVRI dan di belakang BPK.

Untuk membubarkan massa, polisi menembakkan gas air mata. Akibat kerusuhan ini, Stasiun Palmerah yang berada dekat gedung DPR ditutup sementara. Penutupan ini dilakukan untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan terhadap calon penumpang.

Polda Metro Jaya mengamankan 1.365 pelaku terkait kerusuhan demo di DPR pada 30 September 2019. Sebanyak 380 orang di antaranya ditetapkan sebagai tersangka.

1 OKTOBER

- demo saat pelantikan anggota DPR baru

Demonstrasi Selasa awal bulan ini bertepatan dengan pelantikan anggota DPR baru. Badan Eksekutuf Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mengatakan demo ini memang untuk mengawal pelantikan anggota DPR periode 2019-2024.

Empat poin tuntutan massa demonstran adalah, pertama, merestorasi upaya pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme. Kedua, merestorasi demokrasi hak rakyat untuk berpendapat, penghormatan perlindungan dan pemenuhan HAM, serta keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. Ketiga, merestorasi pelaksanaan reforma agraria dan perlindungan SDA serta tenaga kerja dari ekonomi yang eksploitatif. Keempat, merestorasi kesatuan bangsa dengan penghapusan diskriminasi antaretnis, penghapusan kesenjangan ekonomi dan perlindungan perempuan.

Mereka juga menyampaikan duka cita untuk mahasiswa demonstran Kendari yang meninggal dunia. Demonstrasi berlangsung tertib hingga bubar pada sore hari.

2 OKTOBER

- demo buruh depan Gedung DPR

Massa buruh berdemo di depan Gedung DPR pada Rabu (2/10) kemarin. Demo dimulai usai pukul 10.00 WIB. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menjelaskan tuntutan demo ini, yakni:

1. Menolak revisi Undang-undang Ketenagakerjaan
2. Revisi PP Nomor 78 tentang Pengupahan
3. Menolak kenaikan iuran BPJS Kesehatan

Demo berlangsung dari pagi hingga siang. Massa sempat masuk ke bahu Tol Dalam Kota. Polisi berjaga di belakang mereka supaya massa buruh ini tak menutupi jalan tol. Sekitar pukul 14.00 WIB di depan DPR, tak ada lagi demonstran buruh. Demo selesai dengan aman.

Gelombang Demo: Dari #GejayanMemanggil hingga Aksi Buruh Depan DPRDemo buruh. (Agung Pambudhy/detikcom)
Halaman 2 dari 15
(dnu/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads