"Sekarang Bung! Malam ini juga kita kobarkan revolusi," ujar Chaerul Saleh. Bung Karno menolak dan marah. Kemarahan itu diakui Sukarno dalam buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Gagal mendesak Bung Karno, para pemuda itu pulang dalam keadaan marah juga. Kamis dini hari, para pemuda termasuk Chaerul nekat menjalankan rencana cadangan, yakni menculik dan membawa Sukarno-Hatta ke Rengasdengklok, Karawang.
Aksi tersebut dilakukan karena Sukarno-Hatta ngotot proklamasi dilakukan melalui Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Sedangkan pemuda ingin merdeka tanpa campur tangan Jepang. Setelah berdebat di Rengasdengklok, Sukarno-Hatta akhirnya bersedia meneken proklamasi yang disiapkan di rumah Laksamana Maeda. Namun, setelah kemerdekaan Chaerul justru berada di luar pemerintahan.
Saat dikeluarkan kebijakan restrukturisasi-renasionalisasi untuk mengurangi jumlah personel angkatan perang. Chaerul menolak. Rezim Sukarno akhirnya menangkapi Chaerul dan anggota laskarnya. Dalam buku Muhammad Yamin dan Cita-cita Persatuan karya Restu Gunawan, Chaerul ditangkap setelah melawan tentara Indonesia dan tentara Belanda di daerah Banten. Chaerul lantas dijebloskan ke Nusakambangan.
![]() |