"Saya berterima kasih kemarin adik-adik sudah menyampaikan aspirasinya ke DPRD, ke Bajra Sandhi Renon, yang saya ikuti berjalan dengan baik. Namanya ramai-ramai sedikit ya nggak apa-apalah, makasih adik-adik sudah menyampaikan aspirasinya saat itu," kata Koster saat simakrama (dialog) dengan para rektor dan BEM Perguruan Tinggi Nasional-Perguruan Tinggi Swasta se-Bali, di Jayasabha, Denpasar, Bali, Rabu (2/10/2019).
Koster juga menyampaikan permintaan maafnya karena tak bisa menemui para mahasiswa yang menyampaikan aspirasinya. Meski begitu dia mengaku sudah menangkap aspirasi para mahasiswa dalam aksi #BaliTidakDiam itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya berharap ke depan apa yang disampaikan adik-adik mahasiswa di Bali ini menjadi panduan bersama dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Bali ataupun dalam konteks nasional. Saya tidak alergi karena saya pernah bergelut di dunia kemahasiswaan, saya senang, tapi apa pun yang dijalankan agar mematuhi koridor hukum, kesantunan, kepentingan publik," ujar Koster.
Dia pun menyampaikan rasa syukurnya karena aksi di Bali tidak seperti di daerah lain yang berakhir ricuh.
"Astungkara kemarin tidak parah seperti di daerah lainnya. Makasih ya adik-adik," tuturnya.
Aksi #BaliTidakDiam digelar dua kali, yaitu pada Selasa (24/9) dan Senin (30/9). Pada aksi terakhir massa ditemui Ketua DPRD Bali I Nyoman Adi Wiryatama dan menyampaikan tujuh tuntutannya. Tuntutan tersebut rencananya bakal dikirimkan ke DPR RI di Senayan. (ams/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini