"Belum kita pantau secara darahnya atau secara parasit dan lain-lain, dilihat kondisinya cukup bagus, bodinya cukup gemuk-gemuk dan ini rata-rata penyu dewasa ukuran produktif. Standar ada teritip (parasit-parasit kecil), tumor tapi itu common (umum) ditemukan di penyu. Jadi memang target pasar yang biasa pelaku mencari yang ini," kata anggota minat profesi Turtle Guard FKH Universitas Udayana, Aidil Calvianto, saat ditemui di Pusat Studi dan Konservasi Penyu, Serangan, Denpasar, Bali, Rabu (2/10/2019).
Sore ini ada sekitar 10 relawan dari Universitas Udayana yang melakukan pengukuran morfometri dan memeriksa berat badan penyu tersebut. Para penyu itu juga diberi tanda (tagging), diambil sampel darah, sampel feses, hingga DNA-nya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mengambil DNA perintah dari BPSPL Denpasar selanjutnya kita akan mengecek asal penyunya dari mana. Kita akan bisa menduga tertangkap di sekitar situ, mungkin saja juga bisa nge-track pelakunya," tuturnya.
Dari pengamatannya karapas (cangkang) terbesar berdiameter 109 cm, dan diperkirakan usia penyu tersebut berkisar antara 60-70 tahun. Penyu-penyu itu mulanya ditemukan dalam kondisi sirip terikat benang layangan.
![]() |
"Penyu hijau di Bali itu biasa ditemukan saat diving tapi untuk peneluran tidak, di Bali setahun bisa (ditemukan) 1-2 sarang yang banyak di Bali penyu lekang dan penyu sisik. Penyu hijau biasa penyebaran di Kalimantan, Sukabumi, Surabaya, Alas Purwo (Banyuwangi)," urainya.
Diduga penyu-penyu ini bakal diperdagangkan. Dari catatannya pada tahun ini ada sekitar 2-3 kasus penitipan penyu dari barang sitaan polisi.
"Mungkin diperdagangkan, kebetulan kalau tujuan untuk konsumsi adalah jenis ini penyu hijau, karena di dalamnya punya lemak hijau yang katanya enak dan ukuran sama (seperti) orang beli ayam cari yang gemuk-gemuk biar bisa dagingnya banyak. Kalau jumlah penangkapan sebanyak ini nangkapnya secara grup entah di feeding ground atau mating ground-nya kita nggak tahu," jelas Aidil.
Ke-18 penyu ini ditemukan dalam truk yang kecelakaan di Simpang Direktorat perempatan Jl Nakula-Dewi Sri, Legian, Senin (30/9). Berdasarkan pemeriksaan, truk itu berjalan dari arah utara ke selatan, diduga karena sopir tidak bisa menguasai kendaraan sehingga menabrak pohon perindang dan pembatas jalan.
Hingga saat ini polisi masih memburu sopir yang menghilang usai kecelakaan. Tak cuma sopir, pemilik kendaraan juga dimintai keterangan oleh polisi.
"Sampai saat ini belum ketemu, nanti diinfo kembali ya," kata Kanit Laka Polresta Denpasar Iptu Ni Luh Tiviasih saat dimintai konfirmasi, Rabu (2/10).
Halaman 3 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini