Sara mengaku bangga karena akan menjadi bagian dari sejarah. Dia lalu menulis doa hingga pukul 02.00 WIB dini hari. Namun, setiba di ruang rapat paripurna, Sara menyebut dirinya menerima keberatan dari Zulkifli selaku Ketua MPR.
"Pagi hari setiba saya di ruang rapat, saya didatangi oleh ketua dan sekretaris fraksi yang memberikan kabar kalau Ketua MPR yang terhormat melayangkan keberatan. Saya ajukan jika beliau keberatan karena saya perempuan, silakan anggota legislatif laki-laki Kristiani yang lain yang bacakan doa yang sudah saya tuliskan. Namun dengan demikian pun, akhir kabar, doa dihapus dari rundown acara. Doa yang menjadi bagian resmi dari sidang MPR RI," ucap Sara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat 'Indonesia Raya' dinyanyikan, air mata tidak tertahankan lagi. Setelah saya jelaskan di medsos grup fraksi, para pimpinan mendukung sikap saya, dan dimulai dari Bapak Sufmi Dasco dan Bapak Heri Gunawan, lalu saya, kami jalan keluar sebagai sikap kami pada pemikiran pimpinan sidang," sebutnya.
"Air mata tak kunjung berhenti dengan setiap langkah yang saya ambil berjalan keluar dari sidang penutup masa jabatan saya sebagai anggota MPR RI," lanjut Sara.
Dia lalu bertanya-tanya kepada Zulkifli. Sara tak mengerti apa alasan mata acara pembacaan doa ini dihapus.
"Pertanyaan saya kepada Bapak Zulkifli Hasan yang saya hormati, apakah yang bermasalah karena saya perempuan? Atau karena saya non-muslim?" katanya.
Meski anggota MPR F-Gerindra walkout, pimpinan MPR dari F-Gerindra Ahmad Muzani tetap duduk di kursi pimpinan hingga sidang dinyatakan selesai. Muzani baru meninggalkan ruang sidang paripurna bersama Zulkifli dan pimpinan yang lain setelah semua rangkaian sidang usai.
detikcom telah mencoba menghubungi Sekjen MPR Ma'ruf Cahyono terkait tidak adanya mata acara pembacaan doa tapi belum mendapatkan respons.
(azr/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini