"Hasilnya (pertemuan dengan warga-red) cukup bagus ya. Ini semua, lembaga RT, RW, dan KRL (Keluarga Ramah Lingkungan-red) mendukung. RW 2, RW 13, dan KRL dari RW 14," kata Abdul saat diwawancarai wartawan di lokasi pertemuan di Desa Cilebut Timur, Sukaraja, Kabupaten Bogor, Senin (23/9/2019) malam.
Abdul mengatakan, rencananya akan dilakukan rapat lanjutan antara pihak-pihak terkait pada Rabu (25/9) atau Kamis (26/9). Di pertemuan itu akan dibahas lebih teknis mengenai penanganan sampah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di rapat yang diagendakan tersebut, lanjut Abdul, warga juga akan mencari solusi bersama terkait pengelolaan sampah selanjutnya. Jelas dia, seluruh warga sepakat untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
![]() |
"Kita sudah panggil Pak Rohim yang mengelola sampah. Tadi sudah dibicarakan untuk pembersihan. Nanti Pak Camat dan Dandim akan ke DLH (Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor-red)," ujarnya.
Abdul mengatakan, nantinya akan dicari solusi agar warga tidak lagi membuang sampah di pinggir Sungai Ciliwung tersebut. Nantinya, perlahan akan dilakukan upaya untuk membersihkan sampah dari lokasi tersebut.
"Iya sedikit demi sedikit agar tidak jatuh sampahnya nggak jatuh ke sungai," ujarnya.
Dalam pertemuan itu, Rohim, warga pemilik lahan tempat pembuangan sampah tersebut juga diundang hadir. Rohim mengatakan, warga memang sudah lama membuang sampah di lokasi tersebut.
Rohim mengatakan, sementara pembuangan sampah masih tetap di lokasi tersebut hingga nantinya ada solusi bersama. Meski demikian, lanjut dia nantinya sampah di situ akan dikelola lebih baik.
![]() |
"Tetap di situ dibuang. Tapi plastik-plastik dipisah, diambil," ujarnya.
Sebelumnya, diwawancarai terpisah, Bupati Bogor Ade Yasin juga turut berkomentar mengenai penanganan sampah di wilayahnya ini. Ade Yasin mengatakan, persoalan sampah butuh perhatian bersama.
"Sampah tadi saya sudah brifing dengan staff ya, dengan kepala daerah, dan kepala dinas, bahwa sampah adalah tanggung jawab bersama. Jadi setiap Minggu wajib dilaksanakan Jumsih (Jumat Bersih) di lingkungan masing-masing," kata Ade Yasin kepada wartawan di Gedung DPRD Kabupaten Bogor, Cibinong, Senin (23/9).
Sampah di Kabupaten Bogor memang masih menjadi persoalan. Dari 2.800 ton sampah yang dihasilkan per hari, hanya 800 ton yang terangkut. Menurut dia, pihaknya saat ini berupaya mengebut pengerjaan TPST Nambo yang diperkirakan selesai di awal 2020 mendatang. Selain itu, Pemkab Bogor juga sedang berupaya menambah armada sampah.
"Ini supaya mencegah masyarakat membuang sampah di sembarang tempat. Ini yang kita sediakan fasilitasnya," ujar Ade Yasin.
Ade Yasin menegaskan, persoalan penanganan sampah di Kabupaten Bogor ini adalah persoalan bersama. Dia meminta semua warga ikut berperan, khususnya menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Sebelumnya, adanya persoalan gunung sampah di pinggir Sungai Ciliwung di wilayah Cilebut ini diungkap aktivis Komunitas Peduli Ciliwung, Suparno lewat akun Instagram-nya.
"LAGI. Gunung sampah setinggi sekira 16m hampir saja berguguran ke sungai Ciliwung di desa Cilebut Timur, Kec. Sukaraja, Kab. Bogor. Sempat ngobrol dengan warga, titik ini sudah terjadi sepuluh tahun lalu. Ketika musim panas seperti saat ini, sampah dibakar. Sementara pemukiman di sekitar terganggu asap hasil pembakaran sampah. Bila musim hujan, bau dan banyak lalatnya," tulis Suparno. (hri/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini