Sekitar 100 mahasiswa ikut unjuk rasa saat itu. Mereka berdemo mengenai sejumlah isu di ataranya menolak RUU KPK, karhutla hingga masalah Papua.
Selepas demo, mereka lalu hendak kembali pulang ke kampusnya melalui Tol Baranangsiang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Hendri, para mahasiswa tidak mengindahkan imbauan polisi. Mereka, kata Hendri, melakukan perlawanan dengan melempari anggota dengan bambu, botol hingga botol minuman.
"Mulai bambu-bambu dipukul ke anggota kita supaya mereka terobos tol. Ini 'kan ganggu ketertiban umum, sudah tidak sesuai lagi dengan dengan UU No 9 Tahun 1998 tentang Ketertiban Umum. Salah satu klausul di situ kan demo tidak boleh mengganggu ketertiban umum," jelas Hendri.
Lalu lintas saat itu macet sebab peristiwa terjadi saat waktu pulang kerja. Di sisi lain, Baranangsiang merupakan jalur sentral lalu lintas masyarakat Kota Bogor yang akan dan pulang dari Jakarta. Hendri menegaskan telah membubarkan massa sesuai aturan.
"Bisa dibayangkan itu Hari Jumat akan sangat mengganggu ketertiban umum," lanjutnya.
Hendri juga tak menyangkal terkait mahasiswa yang menjadi korban. Menurut Hendri, jumlah korban tak sebanyak yang disebarkan di media sosial yang mencapai 5 orang.
Dia juga memastikan pihaknya bertanggung jawab atas insiden itu. Kedua mahasiswa yang terluka itu telah diobati
Kedua korban tersebut dirawat jalan. Keduanya telah pulang ke rumah masing-masing sejak Jumat (20/9) kemarin.
"Nggak ada (yang dirawat di RS). Sudah diobati, kita bawa ke kantor, sudah kita pulangkan," ucap Hendri.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini