Amriyati menerangkan dua pertiga DPD se-Indonesia telah menyetujui terlaksananya kegiatan Rapat Pimpinan Nasional dalam rangka menyelamatkan partai. "Kami mendesak Dewan Pembina untuk bersikap lebih tegas mengkritisi kepemimpinan Airlangga Hartarto dengan cara memediasi terselenggaranya rapat pleno," imbuhnya.
Dia menjelaskan roda organisasi partainya kini tak bekerja dan mengakibatkan terjadinya dinamika di lingkup internal Golkar seusai Pilpres dan Pileg 2019. Miskomunikasi, lanjut Amriyati, tak terelakkan antara pengurus DPP dan Airlangga.
"Kantor DPP sekarang dijaga oleh preman-preman bayaran yang memakai seragam AMPG (Angkatan Muda Partai Golkar). Suasana mencekam dan tidak kondusif. Partai Golkar terkini semacam macan ompong dalam kancah perpolitikan nasional," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, Wasekjen Partai Golkar Viktus Murin, dalam kesempatan yang sama, mengungkapkan dia dan kader-kader yang mengkritik kepemimpinan Airlangga percaya nasib partai akan lebih baik jika dipimpin Bamsoet.
"Kami meyakini idealisme kolektif yang kami bawa melalui figur seperti Bamsoet, Partai Golkar kembali bangkit," tandas Viktus.
(aud/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini