Bocah 8 Tahun Diduga Dicabuli Seorang Kakek di Bogor

Bocah 8 Tahun Diduga Dicabuli Seorang Kakek di Bogor

Sachril Agustin Berutu - detikNews
Rabu, 04 Sep 2019 15:13 WIB
Foto: Ilustrasi (Zaki Alfarabi/detikcom)
Bogor - Kasus dugaan pelecehan seksual kembali terjadi di Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Seorang bocah berumur 8 tahun diduga mengalami pelecehan seksual oleh seorang kakek berumur 60 tahun.

Ketua RT setempat, ET mengatakan, korban, A (8), diduga dilecehkan IR (60) sebanyak dua kali. Dalam aksinya, IR mengajak korban ke suatu kebun.

"Iya, jadi korban ini posisinya membelakangi pelaku. Si anak ini menghadap pohon pisang, jadi nggak tahu diapain. Tahunya celana korban basah," katanya ketika ditemui di kawasan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Rabu (4/9/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


ET menjelaskan, pelaku dan korban saling kenal. Sehari-hari, pelaku bekerja serabutan atau menjadi pak ogah di sekitaran kampung. Pelaku pun, sambung Ketua RT, sudah mengetahui kebiasaan korban sehari-hari.

Korban, kata ET, sepulang sekolah sering datang ke tempat kerja ayahnya. Pelaku IR disebut tahu bahwa korban terkadang meminta uang ke ayahnya dan mencari kesempatan untuk melakukan pelecehan.

"Pelaku melihat korban sering jalan sendirian. Si pelaku mungkin sudah punya kesempatan. Dia (pelaku) ajak pulang saja korban. Kata pelaku ke korban, 'Pulang saja, Bapak kamu nggak ada. Bapak kamu pergi. Kamu mau apa?' Si anak bilang, 'Saya mau minta uang'. Maka dikasih uang setelah pelaku melakukan hal tersebut (pelecehan)," ungkap ET.



Dijelaskan Ibu RW setempat, JS, pelaku sudah melakukan aksi ini sebanyak dua kali yakni pada Sabtu (31/8/2019) dan Senin (2/9/2019) lalu. Hal ini dia ketahui dari pengakuan korban.

JS menceritakan, kejadian ini terungkap ketika korban memberitahu sepupunya yang berumur 10 tahun kalau celananya basah. Sepupunya, lantas menceritakan ini ke tetangganya.

"Tetangganya langsung bilang ke saya. Saya tanyalah ke korban langsung. Saya tanya detail, diajak ke mana, kapan dan lainnya. Tahunya diajak ke kebun yang bukan merupakan akses jalan. Untuk ke kebun itu harus melewati jalan ke pemakaman umum. Pelaku ajak korban ke TKP dengan jalan kaki," jelas JS.

"Korban cerita biasa saja, nggak ada takut, nangis dan sebagainya. Setelah melakukan aksinya itu, pelaku berpesan ke A agar tidak memberitahu ayahnya. Namanya anak kecil, polos, nggak ngerti apa-apa, korban bilang 'tadi aku dikasih uang Rp 5.000 tapi diajak ke kebun'. Usai melakukan aksinya, korban dibawa pelaku lagi ke tempat ramai. Habis itu korban ditinggal dan pelaku pergi ke arah lain. Jadi nggak ada yang curiga," beber ibu RW panjang lebar.


Ketua RT menambahkan bahwa pelaku langsung dipanggil warga sekitar. IR yang curiga akan ditangkap, sempat berusaha kabur. Warga pun langsung mencari pelaku. Lalu sore harinya pada Selasa (3/9/2019) kemarin sekitar pukul 16.00 WIB, pelaku ditemukan dan diinterogasi.

IR, kata Ketua RT, sempat berdalih. Pelaku mengatakan bahwa ia tidak melakukan apa-apa, hanya menggendong dan mencium-cium saja karena sayang ke anak kecil.



Warga tidak percaya begitu saja karena keterangan pelaku berbeda dengan pengakuan korban. Warga pun langsung menginterogasinya lagi dan akhirnya pelaku mengaku telah melakukan pelecehan.

"Pas ditanya kalau dibawa ke kebon, pelaku berkata 'iya saya khilaf'. Namanya massa, dengar keterangan gitu jadi emosi. Akhirnya dibawa ke saya untuk diamankan. Di rumah saya, saya taruh dia ruang tamu. Sementara saya dan Pak RW ada di ruang keluarga. Di luar rumah saya, masih banyak massa yang menunggu," jelas Ketua RT.

Dia mengatakan pelaku akan diserahkan ke polisi. Namun, IR yang mendengar hal tersebut, langsung kabur lewat pintu belakang. Dia dan warga pun langsung mengejar dan mencari IR. Salah satu warga, kata dia, melihat IR sedang naik angkutan umum (angkot) trayek 64. Warga yang tahu langsung mengejarnya dengan sepeda motor.


Saat di perempatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, pelaku terlihat pindah angkot dari trayek 64 ke 121. Warga yang enggan menyergap, langsung memberitahu ke polisi yang sedang bertugas di sekitaran lokasi. Pengejaran pun dilakukan. Namun saat angkot diberhentikan, pelaku tidak ditemukan.

"Sebelumnya pelaku pas ketangkap bilang mau balik ke Jakarta. Pak RW bilang nggak mau lihat pelaku lagi, diusir gitu. Pelaku sendiri memiliki saudara di Jakarta, daerah Kemayoran kalau tidak salah. Padahal ya, keseharian pelaku itu baik padahal, sayang sama anak-anak," ungkap Ketua RT.

Keluarga A sudah melaporkan kasus ini ke kepolisian. "Malam di bawa ke klinik dan rumah sakit dulu untuk diperiksa, tapi nggak bisa karena tidak ada surat dari Polres. Akhirnya tadi malam keluarga korban ke Polsek Gunung Putri untuk melapor. Hari ini, tadi pagi, keluarga korban ke Polres Bogor untuk melaporkan hal ini juga," jelas Ibu RW.

Terpisah, Kapolsek Gunung Putri AKP Andriyanto mengatakan, kasus ini sedang dalam penyelidikan. "Iya lagi di cek dulu. Belum ada konfirmasi. Jadi di cek dulu sama anggota kebenarannya apakah benar atau tidak," kata Andriyanto, saat dihubungi, Rabu (4/9/2019).
Halaman 2 dari 3
(gbr/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads