"Saya ingin KPK kalau nanti saya di dalam gimana KPK ini bisa lebih bermanfaat lagi untuk bisa bersinergi dengan pemerintah," kata Roby, Selasa (3/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama ini KPK penindakan, penangkapan, nangkapi orang tapi dia lupa nggak bekerja sama dengan pemerintah bersama-sama misalnya prioritas presiden itu kan sekarang investasi, ekspor, pertumbuhan ekonomi dan daya saing. Nah, jadi saya ingin membalikkan gimana pun KPK ini kan menjalankan kekuasaan eksekutif jadi mestinya dia bisa mem-backup presiden untuk mencapai tujuan-tujuan pemerintahan seperti menaikkan investasi, menaikkan daya saing, meningkatkan ekspor, meningkatkan pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Roby menyebut masalah-masalah yang menghambat investasi hingga daya saing itu salah satunya adalah korupsi. Sehingga KPK dinilainya bisa membantu pemerintahan Jokowi mencapai tujuannya.
"Jadi sebetulnya KPK itu bisa berperan lebih besar lagi untuk pemerintahan. Jadi jangan bekerja sendiri hanya bisanya ngerjain nangkap orang akhirnya malah membuat pemerintahan nggak jalan, ketakutan, nggak efektif. Nah, saya insyaallah optimis karena visi saya sangat sama sekali dengan presiden dan pemerintah kebetulan saya kan juga membantu Pak Jokowi jadi saya tahu betul apa yang diinginkan Presiden. Saya langsung membantu Pak Jokowi, saya kan di Kantor Presiden," ujarnya.
Roby mengatakan ingin membantu Jokowi di periode keduanya untuk soft landing dengan meninggalkan warisan seperti peningkatan investasi, membuat lapangan pekerjaan bisa bertambah serta kesejahteraan rakyat meningkat. Menurutnya, KPK punya peran besar untuk membantu mewujudkan hal itu.
"Saya ingin nanti kalau saya di KPK, saya ingin Presiden, pemerintahan itu, kan ini periode terakhir dari Pak Jokowi ini dapat soft landing dengan meninggalkan legacy, investasi naik, pertumbuhan ekonomi naik, daya saing bagus, lapangan kerja bertambah, kesejahteraan masyarakat bagus, karena kalau ada investasi ada lapangan pekerjaan, pengangguran menurun, kemiskinan menurun. Saya ingin Presiden meninggalkan nama baik, nah itu KPK berperan besar untuk membantu jadi jangan KPK itu berjalan sendiri," jelas Roby.
Roby tercatat sudah tiga kali gagal dalam seleksi untuk jabatan struktural di komisi antirasuah itu. Roby dulu gagal bersaing dengan Agus Rahardjo cs untuk posisi pimpinan KPK. Kemudian dia gagal lagi saat KPK membuka posisi untuk penasihat KPK. Roby juga kembali gagal saat ikut seleksi Sekjen KPK.
Moeldoko: 10 Nama Capim KPK Sudah Final!
Halaman 2 dari 2











































