"Bukan soal efektifitas ya yang dicari, tetapi adalah bagaimana keterlibatan komponen masyarakat agar terlibat. Nah keterlibatan masyarakat ini menurut saya harus dijembatani oleh media," ucap Refly saat mengikuti FGD di Menara Bank Mega, Jalan Kapten Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (29/8/2019).
"Saya kira media seperti detikcom dengan pembaca yang sangat banyak, jutaan dan dengan akses unlimited orang bisa melihat via HP dan lain sebagainya," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Refly mengatakan pilihan masyarakat tidak serta-merta langsung diterima begitu saja karena mereka cenderung memilih tokoh yang memiliki popularitas. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan salah satunya rekam jejak calon.
"Hanya memang kan kita tidak bisa menyerahkan kepada masyarakat saja. Karena akan terjebak pada popularisme. Harus ada syarat-syarat yang diterapkan juga, sebagai contoh misalnya kalau ada calon menteri secara persyaratan tidak memenuhi syarat ya tidak mungkin diberikan nilai yang baik karena kalau pun memang disodorkan ya nggak mungkin dipilih juga karena by law dia terhalang," tutur Refly.
Refly mengatakan calon menteri pun harus memiliki integritas dan kualitas. Selain itu, seorang menteri harusnya bisa bersikap independen.
"Lalu kita juga berhitung mengenai integritas yang bersangkutan, kualitas atau kapabilitas. Lalu kemudian saya tambahan kemungkinan dia bertindak independen. Pengertian bertindak independen ini adalah menteri itu membantu Presiden nggak boleh dia dititipin oleh partai-partai politik, atau kelompok politik lainnya," ujarnya.
Lebih lanjut, Refly mengatakan apabila popularitas tokoh yang dipilih masyarakat itu memenuhi kriteria, maka pakar akan memilih usulan masyarakat tersebut. "Karena masyarakat lebih mengikuti pada popularisme, lalu tim pakar kebetulan juga tidak berkeberatan dengan nama harusnya masuk itu. Itu juga bisa terjadi gitu," lanjutnya.
Kendati demikian, Refly mengatakan nama-nama yang akan diusulkan kepada Presiden Jokowi adalah calon terbaik. Refly pun menegaskan bahwa tim pakar bekerja secara objektif.
"Jadi intinya adalah jelas kita ingin mencari yang sebaik-baiknya dan se-objektif mungkin. Walaupun itu tidak gampang, tapi sebaik-baiknya dan se-objektif mungkin," kata dia.
Refly meyakini usulan nama calon menteri dari program 'Bantu Jokowi Cari Menteri' akan dipertimbangkan oleh Jokowi. Menurutnya Jokowi membutuhkan referensi dalam mencari pembantunya di kabinet.
"Saya yakin pasti akan dipertimbangkan perkara dipilih atau tidak. Karena begini, dalam persoalan seperti ini kan Pak Jokowi membutuhkan referensi. Nah saya kira referensi itu jangankan dari penjaringan yang dilakukan detikcom ini. Pertimbangan orang perorangan juga bisa diserap, bisa dengan orang dekat dan lain sebagainya yang membisikkan nama," kata dia.
Program 'Bantu Jokowi Cari Menteri' berlangsung sejak 12 Agustus 2019. Selama sepekan, detikers diajak mengusulkan nama-nama tokoh yang dinilai cocok untuk mengisi posisi menteri di Kabinet Jokowi-Ma'ruf. Hasilnya, total ada puluhan ribu detikers yang berpartisipasi.
Program ini kemudian diteruskan dengan FGD bersama tim pakar. Detikers pun bakal kembali dilibatkan lewat survei untuk mengerucutkan dari 6 menjadi 3 besar calon menteri. Nah tiga nama calon menteri plus nama menteri incumbent akan diserahkan ke Presiden Jokowi sebagai masukan masyarakat untuk kabinet lima tahun ke depan.
Halaman 2 dari 3











































