Para pendemo itu berdemonstrasi di depan Gedung CIMB Niaga, Jalan Listrik, Medan, Kamis (22/8/2019). Mereka berharap bertemu dengan perwakilan The UN Refugee Agency (UNHCR) maupun perwakilan International Organization for Migration (IOM) yang berkantor di gedung tersebut.
![]() |
Salah seorang imigran asal Iran, Farhat Aslani menyatakan, mereka merupakan perwakilan dari imigran yang berasal dari Iran, Myanmar, Pakistan, Sudan, Somalia, Palestina dan Afganistan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Farhat menyatakan, mereka berharap mendapat kesempatan segera untuk dikirim ke negara resettlement atau penempatan. Baik, Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat maupun negara lainnya.
Sementara pengungsi asal Somalia, Sharmarke menyatakan, tak kurang dari 50 imigran yang ada di Medan saat ini merupakan perempuan yang berstatus sebagai pengungsi tunggal. Tanpa suami atau keluarga. Posisi mereka juga dalam bahaya, sehingga UNHCR sudah sepatutnya bertindak dengan segera.
"Kami berterima kasih kepada pemerintah Indonesia yang sudah banyak membantu. Tetapi kami ingin perubahan. UNHCR harus melakukan sesuatu terhadap nasib kami. Tak mungkin terus menjadi pengungsi," kata Sharmarke.
Aksi demonstrasi itu tidak mendapat respons seperti yang mereka harapkan. Baik perwakilan UNHCR maupun IOM belum ada yang menemui mereka. (rul/knv)