Pria yang juga merupakan Presiden terpilih untuk periode 2019-2024 ini perbedaan bukanlah penghalang. Dia mengibaratkannya seperti kiambang yang kembali bertaut, usai biduk pembelah berlalu.
"Saya yakin, seyakin-yakinnya, persatuan Indonesia akan selalu sentosa. Seperti kiambang-kiambang yang bertaut kembali, setelah biduk pembelah berlalu," kata Jokowi membacakan pidato di kompleks parlemen, Senayan, Jumat (16/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi mengatakan, perbedaan juga bukanlah penghalang bagi masyarakat Indonesia untuk bersatu. Dalam persatuan itulah, kata Jokowi, bangsa Indonesia menemukan energi yang mahadahsyat, untuk menggerakkan seluruh tenaga, pikiran, dan tetesan keringat untuk kemajuan Indonesia.
"Dalam persatuan itulah, kita menemukan solidaritas, kepedulian, dan semangat berbagi antarsesama anak bangsa," tutur Jokowi.
Jika menyimak perkataan itu, Jokowi merujuk pada sebuah peribahasa Melayu. Merujuk pada Kamus Peribahasa Melayu susunan Sapinah Haji Said, biduk adalah perahu yang biasa digunakan untuk mengarungi sungai. Sedangkan kiambang merupakan tumbuhan yang biasa mengambang di air tawar.
Menurut kamus tersebut, peribahasa itu menggambarkan peristiwa saat biduk melewati sungai yang banyak kiambangnya, maka kiambang biasanya akan berpecah atau berpencar. Usai biduk lewat, maka kiambang itu akan kembali menyatu dan bertautan. Peribahasa ini biasanya digunakan untuk menggambarkan orang yang tadinya berkelahi, kemudian berbaikan dan bersatu kembali.
Jokowi Segera Pangkas Organisasi dan Aparat yang Tak Efisien:
(rdp/imk)