Jelang HUT RI, Aurel mengikuti pembekalan dan pelatihan pengibaran bendera. Tewasnya calon pembawa baki ini membuat Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) prihatin.
"Bagi saya momen penting upacara dalam perayaan Hari Kemerdekaan dengan menugaskan Aurel tentu menjadi prestasi yang membanggakan dirinya, keluarga, dan Tangerang Selatan," kata komisioner KPAI Jasra Putra kepada wartawan, Sabtu (3/8/2019).
"Dengan terpilih menjadi pasukan inti pengibar bendera di tingkat provinsi, tentunya Aurel adalah putri terbaik di Tangerang Selatan," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, bila ada indikasi kekerasan, KPAI menyatakan mendukung pemeriksaan oleh aparat penegak hukum. Jasra meminta Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) mengawasi proses penyiapan Paskibra yang sedang berjalan.
Aurel menghembuskan napas terakhirnya pada Kamis (1/8). Pihak keluarga sempat membawa Aurel ke rumah sakit setelah sempat terjatuh tak sadarkan diri di rumahnya di Taman Royal Cipondoh, Tangerang.
Ibu Aurellia, Sri Wahyuniarti menilai ada aturan yang dilanggar senior Aurel selama pembekalan dan pelatihan. Wahyuniarti sering bertanya tentang pelatihan yang diikuti Aurel.
Wahyuniarti pernah bertanya soal luka lebam di lengan kiri anaknya. Dia sempat ingin menemui senior Aurel saat tahu luka lebam itu akibat dicubit. Namun Aurel melarangnya.
![]() |
Selain cubitan, Wahyuniarti mengatakan anaknya juga pernah ditampar. Dia juga pernah keberatan saat tahu anak perempuannya bersama teman lainnya dihukum push up kepal. Padahal menurutnya, militer pun tidak asal-asalan ketika melakukan push up kepal.
Wahyuniarti mengatakan anaknya dalam kondisi sehat. Namun dia tak memungkiri setelah mengikuti sejumlah kegiatan, dia melihat putrinya kelelahan dan sempat demam. Selain fisik, dia melihat pelatihan yang diikuti anaknya juga menguras mental.
Catatan harian yang dibuat anaknya selama 22 hari dirobek senior dan disuruh menuliskan ulang. Di sisa waktu istirahat Aurel yang sedikit, Wahyuniarti menilai perintah tersebut tentu jadi beban berat.
Cerita Aurellia kepada sang ibu, ada temannya yang dihukum karena membuat kesalahan, sehingga Aurellia juga mendapatkan hukuman yang sama. Namun saat itu dia mengira Aurel demam karena dampak kelelahan.
Hingga akhirnya, pada Kamis (1/8) sekitar pukul 04.00 WIB Aurel terjatuh saat membuat teh. Keluarga terbangun mendengar suara Aurel jatuh.
"Dia keluar dari kamar dia menuju dapur, kakak saya yang melihat dia menuju dapur. Di dapur itulah dia jatuh. Tidak membentur apapun. Kami terbangun karena bunyinya sangat-sangat keras. Tidak lebih dari lima menit kami berusaha membangunkan dia, langsung kami bawa dia ke rumah sakit. Saat di dapur dia jatuh dia sudah tidak bereaksi," jelasnya.
![]() |
Namun, orang tua Aurel tak akan melapor ke polisi. Ia berharap tidak ada tindakan hukum apa pun terhadap institusi atau oknum pelatih paskibra. Mereka juga tidak ingin anaknya diautopsi. Pihaknya sudah merasa ikhlas meski berat.
"Jadi harapan kami, ke depan, sampai detik ini saya dan istri beserta keluarga, kami tidak berharap melakukan tindakan langkah hukum kepada institusi maupun oknum yang ada di tim pelatih Paskibraka ini," kata ayah Aurel, Faried Abdurrahman.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini