Dilihat detikcom di situs AirVisual, Sabtu (3/8/2019), pukul 06.47 WIB, Air Quality Index (AQI) Jakarta berada di angka 174. Artinya, kualitas udara di Jakarta tidak sehat. Peringkat polusi ini tidak tetap dan dapat berubah sewaktu-waktu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rentang nilai dari AQI adalah 0-500. Makin tinggi nilainya berarti makin tinggi tingkat polusi udara di wilayah tersebut. Skor 0-5 berarti kualitas udara bagus, 51-100 berarti moderat, 101-150 tidak sehat bagi orang yang sensitif, 151-200 tidak sehat, 201-203 sangat tidak sehat, dan 301-500 ke atas berarti berbahaya.
AQI 174 di DKI Jakarta berarti kualitas udara di Ibu Kota tidak sehat (unhealthy).
AirVisual merekomendasikan agar kelompok sensitif mengurangi aktivitas di luar ruangan. Setiap orang perlu mengenakan masker polusi. Ventilasi tidak dianjurkan. Pemurni udara perlu dinyalakan bila udara dalam ruangan tidak sehat.
Posisi kedua dengan udara paling berpolusi diduduki Kota Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) dengan AQI 152. Kemudian di urutan ketiga ditempati Kota Johannesburg, Afrika Selatan dengan AQI 145.
Gubernur Anies Keluarkan Ingub Atasi Polusi Udara
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, membuat tujuh inisiatif untuk meningkatkan kualitas udara di Ibu Kota. Ketujuh langkah tersebut tertuang dalam Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 66 Tahun 2019 tentang pengendalian kualitas udara.
"Karena itu kita perlu melakukan langkah-langkah korektif untuk bisa membuat kualitas udara kita menjadi lebih baik," ujar Anies di Balaikota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (2/8/2019).
Anies berharap tujuh inisiatif itu bisa mengurangi polusi udara di Jakrarta. Namun menurutnya langkah tersebut harus didukung oleh semua pihak.
"Jadi ini adalah 7 inisiatif untuk udara bersih yang kita umumkan hari ini diatur melalui Ingub nomor 66 tahun 2019," ucap Anies.
"Ini semua kita harapkan akan bisa ikut mengurangi rendahnya kualitas udara dan memperbaiki serta melibatkan seluruh masyarakat untuk sama-sama kita mengurangi emisi di udara Jakarta," pungkasnya.
Simak Video "KLHK Pertanyakan Metode Pengukuran Udara Versi AirVisual"
(knv/fai)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini