Kemenangan paslon 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin atas paslon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam Pilpres juga membuat dua kubu koalisi partai pengusung bubar. Pembubaran pertama itu dilakukan oleh koalisi Prabowo-Sandi. Keputusan itu diambil usai Prabowo menggelar rapat internal bersama pimpinan parpol koalisinya untuk menyikapi putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak gugatannya.
"Koalisi yang mengusung pasangan presiden dan calon presiden di dalam pemilu presiden ini 17 April lalu tugas Koalisi Adil dan Makmur dianggap selesai. Oleh karena itu sejak hari ini beliau menyampaikan terima kasih, dan Koalisi Adil dan Makmur selesai," ujar Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani saat jumpa pers di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (28/6/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembubaran juga dilakukan oleh koalisi Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin. Namun pembubaran resmi koalisi pendukung Jokowi ini baru akan dimulai besok.
"Karena kita akan mengakhiri TKN tanggal 24 (Juli). Nanti kami akan buat acara pembubaran TKN. Mungkin sekjen-sekjen sekarang akan membicarakan itu apa kira-kira yang akan digelar nanti," kata Wakil Ketua TKN KIK Moeldoko di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (25/7/2019).
Meski demikian, mantan Panglima TNI ini yakin koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin selama kampanye terbangun cukup baik. Dia pun mengatakan bisa saja koalisi yang terbangun itu kini mendapat tambahan.
"Koalisi yang terbangun cukup baik, bahkan koalisi itu bisa plus-plus, kan gitu. Jadi bukan hotel aja yang plus-plus," katanya tersenyum.
Jika melihat dari konteks pembubaran koalisi dari masing-masing kubu, tentu hal ini juga tak terlepas dari pertemuan penting yang terjadi di antara elite politik. Baik pertemuan satu koalisi ataupun yang beda koalisi. detikcom merangkum sejumlah kronologi pertemuan penting tersebut. Berikut ini rangkumannya:
Jokowi-AHY: Kamis (2/5/2019)
Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menemui Presiden Jokowi di Istana Bogor pada Kamis (2/5/2019). Pertemuan tersebut berlangsung tertutup. Usai pertemuan dengan Jokowi, AHY mengaku ingin memberi masukan-masukan untuk bangsa dan negara. Menurutnya, tukar pikiran harus terus dilakukan antar-para tokoh.
"Yang jelas semangatnya adalah kita ingin melihat Indonesia ke depan semakin baik. Kita juga harus terus menyumbangkan pemikiran dan gagasan karena tentunya sebagai semangat dari demokrasi dan keinginan mewujudkan Indonesia semakin baik ke depan," ucap AHY.
Dalam kesempatan itu juga, AHY meminta semua pihak dewasa dalam hasil resmi Pilpres 2019 yang dikeluarkan KPU. Saat pertemuan ini dilangsungkan, sidang sengketa Pilpres MK belum digelar.
![]() |
Duo Yudhoyono Berkunjung Ke Istana dan Megawati: Rabu (5/6/2019)
Saat Idul Fitri, Rabu (5/6/2019), AHY kembali bertemu Jokowi di Istana, ditemani adiknya, Ketua Fraksi PD di DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas). Keduanya bersilaturahmi ditemani keluarga setelah berziarah ke makam almarhumah ibunda Ani Yudhoyono. Kendati demikian, pertemuan ini tidak membahas politik.
"Tidak ada sama sekali (pembicaraan politik), ini adalah sebuah silaturahim antar 2 keluarga, keluarga SBY dengan keluarga Jokowi. Ini adalah silaturahmi yang harus dijaga, dipelihara, dan mudah-mudahan semakin kita menjaga silaturahmi ini semakin banyak kebaikan untuk kita semuanya," kata AHY setelah menemui Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/6/2019).
Silaturahmi pun dilanjutkan ke kediaman Megawati di Jl Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Setelah bertemu dengan Megawati, tak lupa keluarga duo Yudhoyono ikut pun turut berswafoto bersama Megawati dan putrinya, Puan Maharani.
Jokowi-Zulhas: Rabu (22/5/2019)
Masih dalam bulan yang sama, Ketua MPR yang juga Ketua Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan (Zulhas), bertemu dengan Presiden Jokowi pada Rabu (22/5/2019). Namun Zulhas membantah membahas koalisi dalam pertemuan tersebut.
"Jadi kita sama sekali tidak membahas. Sama sekali soal BPN-TKN tidak, apalagi soal koalisi, tidak," kata Zulkifli usai pertemuan dengan Jokowi di kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Zulkifli mengatakan pertemuan itu lebih banyak membahas MPR. Menurutnya, banyak hal penting yang dibahas mengenai MPR.
"Tadi saya lebih banyak soal MPR. MPR itu yang saya sampaikan paling penting," katanya.
Jokowi-Prabowo: Sabtu (13/7/2019)
Setelah ditetapkan sebagai pemenang Pilpres 2019 oleh KPU, Jokowi mengaku sangat ingin bertemu dengan Prabowo. Bahkan Jokowi sempat mengirimkan utusan agar bisa bertemu dengan eks Danjen Kopassus itu.
Keinginan Jokowi terpenuhi. Jokowi dan Prabowo bertemu pada Sabtu (13/7/2019) di Stasiun MRT Lebak Bulus. Jokowi mengungkapkan kesannya setelah bertemu dan mengobrol dengan Prabowo di dalam MRT.
"Pertemuan saya dengan Pak Prabowo Subianto pagi ini pertemuan seorang sahabat, pertemuan seorang kawan, saudara, yang tentunya sudah kita rencanakan lama, tapi Pak Prabowo Subianto sibuk sering mondar-mandir luar negeri, saya juga gitu dari Jakarta ke daerah, ada juga ke luar, sehingga pertemuan lama yang kita rencanakan belum terlaksana dan pagi ini bertemu dan coba MRT karena saya tahu Pak Prabowo belum coba MRT," kata Jokowi di Stasiun MRT Senayan, Jakarta.
Dalam kesempatan itu pula, Jokowi menekankan pertemuan tersebut merupakan momentum untuk merajut persatuan. Tak ada lagi 'cebong' dan 'kampret' setelah Pilpres 2019.
"Tidak ada lagi namanya 01, tidak ada lagi namanya 02. Tidak ada lagi yang namanya 'cebong', tidak ada lagi yang namanya 'kampret'. Yang ada Garuda Pancasila," kata Jokowi.
Sementara itu, Prabowo juga menyatakan tidak perlu ada lagi polarisasi politik karena semuanya adalah Merah-Putih. Tak lupa, Prabowo juga mengucapkan selamat kepada Jokowi setelah terpilih sebagai presiden dan menegaskan pihaknya siap membantu pemerintahan.
"Selamat tambah rambut putih. Menjadi presiden mengabdi, masalah yang beliau pikul besar, kami siap bantu," katanya.
4 Ketum Partai Koalisi Jokowi Minus Megawati: Senin (22/7/2019)
Pertemuan ternyata tak hanya dilakukan oleh mereka yang beda koalisi. Empat ketum partai koalisi pendukung Jokowi, yang terdiri dari Ketum Nasdem Surya Paloh, Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Plt Ketum PPP Suharso Monoarfa, dan Ketum Golkar Airlangga Hartarto juga menggelar pertemuan. Kendati demikian, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri atau perwakilannya tak turut hadir.
Surya Paloh mengatakan maksud pertemuan tersebut guna memperkuat soliditas koalisi. Dia berharap pertemuan itu turut menjaga suasana harmonis di antara partai koalisi.
"Intinya, kami semuanya bersepakat bahwa kehadiran kami sebagai anggota koalisi pengusung pemerintahan Jokowi yang selama ini telah berjalan sedemikian rupa dan memiliki tingkat soliditas yang kuat, kokoh dan harmoni. Itu patut kami syukuri dan kami pertahankan agar suasana kebatinan kokoh dan soliditas partai pengusung Jokowi ini berlanjut, sekarang, dan ke depan," ujarnya saat jumpa pers di kantor DPP NasDem, Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin (22/7/2019).
Sementara itu, Airlangga Hartarto menambahkan pertemuan itu akan digelar rutin untuk membangun komunikasi antarpartai politik sekaligus membangun komitmen untuk tetap solid mendukung Jokowi lima tahun ke depan.
"Pertama tentunya kesempatan ini, selain silaturahmi, ulang tahun, tentu komunikasi antarpartai koalisi Pak Presiden Jokowi bahwa kami akan mengadakan forum silaturahmi ini secara bergiliran, jadi di partai yang lain, dan kebetulan karena Bang Surya senior dan ulang tahun, kami kumpul di sini," ucapnya.
Megawati dan Prabowo: Rabu (24/7/2019)
Masih di bulan yang sama, Prabowo melanjutkan silaturahmi politiknya ke kediaman Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri di Jl Teuku Umar, Menteng, Jakarta, Rabu (24/7/2019).
Dalam kesempatan itu, Prabowo disambut dengan suasana hangat. Prabowo dijamu dengan masakan khusus buatan Megawati, dari bakwan jagung sampai nasi goreng spesial.
"Tadi Ibu Mega memenuhi janjinya memasak nasi goreng untuk kami. Luar biasa nasi gorengnya, saya sampai nambah, padahal beliau sudah ingatkan saya suruh diet," kata Prabowo.
![]() |
Prabowo merasa terhormat atas sambutan baik Megawati. Dia menegaskan perbedaan sikap politik tak pernah memutus hubungan keduanya. Prabowo pun menunggu Megawati berkunjung ke kediamannya di Hambalang, Bogor.
Sementara itu, Megawati, yang bicara setelah Prabowo, menegaskan diplomasi politik nasi goreng dengan Prabowo. Dia menegaskan politikus perempuan punya kelebihan karena bisa berdiplomasi lewat masakan.
"Beliau katakan nasi goreng yang saya buat enak, katanya.... 'Tapi ternyata setelah dibuktikan memang enak ya, sering-sering diundang, ya, Bu, untuk makan nasi goreng.' Perempuan pemimpin politik ada bagian yang sangat mudah meluluhkan hati laki-laki, itu namanya politik nasi goreng," ujar Megawati.
Surya Paloh dan Anies Baswedan: Rabu (24/7/2019)
Ketika Prabowo dan Megawati bertemu, di hari yang sama Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh juga menggelar pertemuan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di kantor DPP NasDem, Gondangdia, Jakarta Pusat. Dalam pertemuan tersebut, Surya banyak berbincang soal kinerja Anies selama memimpin DKI Jakarta.
Tak lupa, Surya juga berbicara soal peluang Anies dalam Pilpres 2024. Surya membuka peluang meski harus melihat terpenuhinya sejumlah kondisi. Namun, semuanya dia kembalikan kepada keputusan Anies sendiri.
![]() |
"Tahun 2024 kan tergantung Anies. Niatnya sudah pasti ada di situ, semua niat baik harus terjaga asal baik," ujar Surya.
"Insyaallah apabila semua berjalan dan sesuai dengan harapan, insyaallah, apabila semuanya seperti apa yang kita harapkan dukungan itu kan tidak bisa hanya datang daripada 1 kelompok, termasuk 1 institusi parpol NasDem. Kita mengharapkan para pihak untuk anak-anak bangsa ini memenuhi kapasitas dan kapabilitas pemimpin negeri ini," sambung Surya Paloh menjawab pertanyaan apakah NasDem akan mendukung Anies di Pilpres 2024.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini