"Densus susah menyampaikan para perwakilan Kedubes yang ada di Indonesia. Masing-masing Kedubes ada liason officer-nya di bidang kemananan dan pertahanan. Diundang oleh Densus 88 untuk mengkomunikasikan sekaligus tukar menukar informasi terkait jaringan terorisme di Indonesia dan di beberapa negara," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (24/7/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polri berharap masing-masing negara menindaklanjuti temuan ini. "Mereka juga bergerak , kita juga bergerak," imbuh Dedi.
"Saefulah ini menerima beberapa kiriman dana seperti dari negara Trinidad Tobago sebanyak 6 kali, Maldives dua kali, Venezuela satu kali, Jerman dua kali dan Malaysia satu kali. Uangnya diteruskan Novendri untuk dialirkan ke kelompok JAD dan MIT," kata Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Selasa (23/7).
Total dana yang diterima dari jaringan teroris luar negeri sebesar Rp 413.169.857. Uang tersebut dikirim sejak Maret 2016 hingga September 2017 lewat Western Union.
Dedi mengatakan pengirim dari Trinidad Tobago bernama Yahya Abdal Karim, Fawaaz Ali, Keberina Deonarine, Ricky Mohammed, Ian Marvin Bailey, Furkan Cinar. Sementara pengirim dari Maladewa bernama Ahmed Afrah dan Muslih Ali.
"Pedro Manuel Moralez Mendoza dari Venezuela, Mehboob Suliman dan Simouh Ilyaas dari Jerman. Jonius Ondie Jahali yang Malaysia," tutur Dedi kemarin.
(aud/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini