Gakkum Festival digelar di gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, selama tiga hari pada 23-25 Juli 2019. Pada hari pertama pembukaan, KLHK menggelar apel siaga bersama Polisi Kehutanan (Polhut), Satuan Polhut Reaksi Cepat (SPORC) Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH), serta Penyidik PNS (PPNS).
Dirjen Penegakan Hukum KLHK Rasio Ridho Sani selaku pembina apel mengingatkan banyaknya pelaku kejahatan kehutanan yang ada di depan mata. Mereka melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkan keuntungan namun berdampak pada kerusakan hutan.
"Kejahatan ini makin kompleks dan memerlukan energi SDM dan strategi untuk menanggulangi kejahatan ini," tambahnya.
Untuk mengatasi kejahatan luar biasa kehutanan itu, lanjut Rasio, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Ia berpesan kepada aparat penegak hukum peserta apel untuk bersinergi dan meningkatkan keterampilan di lapangan untuk mencegah kejahatan.
"Aparat penegak hukum harus berintegritas, terus-menerus meningkatkan kompetensi, serta membangun sinergitas dengan aparat penegak hukum lainnya," ujarnya.
Setelah digelar apel, kegiatan dilanjutkan dengan simulasi untuk menunjukkan keterampilan dengan atraksi dari SPORC Polisi Kehutanan. Dalam kesempatan itu, para polisi kehutanan beraksi dengan simulasi penyergapan di sebuah hutan. Peralatan senjata lengkap digunakan hingga properti yang menggambarkan seolah-olah berada di tengah hutan.
Mereka menunjukkan keahlian menembang dan bela diri dengan teknik dan taktik penyergapan, kemampuan menuruni jurang, hingga rappelling dari helikopter yang diikutsertakan dalam simulasi. Di pengujung simulasi, tak hanya penyergapan para penebang liar, tapi juga penyelundupan satwa liar. Para polisi disimulasikan menjinakkan buaya yang diceritakan akan diselundupkan.
Pemandu simulasi menjelaskan, di seluruh Indonesia terdapat 16 Brigade SPORC dengan jumlah 525 personel.
"Sejak tahun 2015, SPORC telah berperan aktif dalam mendukung pencapaian kerja Dirjen Gakkum KLHK. Di antaranya yaitu operasi pemeliharaan hutan sebanyak 420 kali dengan hasil 17.028.968,15 hektare luas kawasan hutan yang diamankan, " ujar petugas pemandu simulasi.
"Walaupun sudah banyak yang kita lakukan, namun hal ini masih belum sepenuhnya menyelesaikan permasalahan LHK. Namun, apa yang kita lakukan selama ini menunjukkan komitmen yg serius dalam penyelamatan SDA. Kita harus bekerja terus, menjaga SDA untuk generasi saat ini dan yang akan datang," tambahnya. (prf/ega)