Pada awalnya, Prabowo menglaim menang 62% atas Jokowi-Ma'ruf. Angka 64% sempat berubah menjadi 54,24% meski Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi kembali menegaskan bakal tetap menang 62%.
Baca juga: Inkonsistensi Klaim Kemenangan Prabowo |
Kini, saat gugatan sengketa Pilpres 2019 diajukan ke MK, klaim kemenangan menjadi 52%. Prabowo-Sandi menyatakan menang dengan raupan 68.650.239 suara (52%) melawan Jokowi-Ma'ruf yang dinilainya meraup 63.573.169 suara (48%).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Klaim 02 dari dulu nggak ada yang konsisten. Pernah mereka klaim 62 persen, berubah jadi 56 persen. Sekarang jadi 52 persen. Lalu, apakah publik akan percaya dengan klaim yang selalu berubah-ubah?" kritik Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Raja Juli Antoni, kepada wartawan, Kamis (13/6/2019).
BPN Prabowo-Sandi menjawab sorotan politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu. Perubahan persentase yang ada dijelaskan sebagai hasil dari jumlah data yang masuk. Ini dinilai kubu Prabowo sebagai kewajaran.
"Perhitungan itu kan bertahap. Tidak semua datanya langsung diterima. Wajar jika ada perubahan dan koreksi sesuai dengan data yang masuk," Juru Debat BPN Prabowo-Sandiaga yang juga politikus Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Partaonan Daulay kepada wartawan.
![]() |
Koordinator Jubir BPN Dahnil Anzar Simanjuntak menjelaskan pihaknya tengah berkonstentrasi pada kecurangan Pemilu 2019 yang merugikannya. Soal perubahan angka klaim kemenangan dari 62%, 54%, hingga kini 52%, Dahnil mengatakan ada dinamika dalam pengumpulan data. Hal itu dipandang wajar, seperti umumnya proses pengumpulan data dalam survei dan exit poll.
![]() |
"Jadi tidak ada inkonsistensi, yang ada kita sampaikan ada masalah dalam pilpres kita, terutama dalam masalah kejujuran dan keadilan," ujarnya.
Halaman 3 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini