Gerindra Bandingkan Anies dengan Jokowi soal Kritik, PDIP: Nggak Kompatibel

Gerindra Bandingkan Anies dengan Jokowi soal Kritik, PDIP: Nggak Kompatibel

Haris Fadhil - detikNews
Senin, 27 Mei 2019 08:24 WIB
Jokowi dan Anies (Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta - Partai Gerindra membandingkan ucapan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal tak tangkap pengkritiknya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut PDIP, perbandingan antara Anies dengan Jokowi tak kompatibel.

"Nggak kompatibel bandinginnya," kata Sekretaris Bidang Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP, Eva Kusuma Sundari, Senin (27/5/2019).

Eva mengatakan Jokowi juga diam saja saat dikritik atau bahkan difitnah. Menurutnya, pihak yang ditangkap polisi itu bukan karena mengkritik Jokowi, tapi terkait dugaan penyebaran berita bohong atau hoax.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pak Jokowi juga diam saja dikritik dan dihina Fahri Hamzah dan Fadli Zon, plonga-plongo, boneka dan lain-lain. Yang lagi ditangkapin itu bukan kritik, tapi kan kena pasal hate speech, hoax dan penghasutan yang bahaya (ITE) dan polisi pakai fakta dan bukti sehingga dilakukan penangkapan," ujarnya.

Gerindra Bandingkan Anies dengan Jokowi soal Kritik, PDIP: Nggak KompatibelEva Kusuma (Foto: Tsarina/detikcom)




Gerindra, kata Eva, salah paham. Dia pun menyebut Anies memang dikritik bukan difitnah seperti dituduh PKI, diancam dibunuh atau yang lainnya.

"Jadi Gerindra salah paham, kritik nggak bisa dipidana dan Anies memang dikritik bukan difitnah dituduh PKI, diancam bunuh, dan lainnya. Kedua, jangan lupa Pak Anies Baswedan bukan kepala negara atau pemerintahan, jadi bukan simbol negara. Dia pejabat negara kayak aku, meski aku difitnah PKI dan agen vatikan tapi saya bukan simbol negara. Kalau mau minta keadilan ya harus lapor ke polisi," jelasnya.

Sebelumnya, Gerindra memuji Anies yang mengatakan tak pernah menangkap orang yang mengkritik dirinya selaku pejabat. Pernyataan Anies itu kemudian dibandingkan Gerindra dengan Jokowi.

"Oh iya betul, Anies nggak pernah begitu. Emang Pak Jokowi, orang semua ditangkap-tangkapin, bentar-bentar semua ditangkapin. Nggak boleh gitu," kata Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria, Minggu (26/5) malam.



Menurut Riza, kritik merupakan risiko yang harus diterima sebagai pejabat publik. Dia pun menilai petisi yang kembali viral soal permintaan agar Anies diberhentikan sebagai Gubernur DKI adalah hal yang mengada-ada.

Anies sendiri menyatakan terbuka terhadap kritik. Ia menegaskan tidak akan menangkap orang yang mengkritiknya.

Awalnya, Anies ditanya soal kemunculan petisi online yang meminta agar dia dicopot dari jabatan Gubernur DKI Jakarta. Dalam petisi yang dibuat 'Opini Kamu', Anies disebut telah gagal memimpin DKI Jakarta. Pembuat petisi meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Mendagri Tjahjo Kumolo segera memanggil dan memecat Anies. Petisi itu dibuat sejak 10 bulan lalu.

Dia kemudian mencontoh sikapnya saat mendapat kritik. Dia mengaku tidak pernah meminta agar pengkritiknya ditangkap.

"Kalau ada yang mengkritik nggak usah ditangkep. Saya nggak pernah menangkap orang yang mengkritik saya. Sama sekali," tutur Anies.


Kembali Raih WTP, Anies: Kerja Keras Seluruh Jajaran:

[Gambas:Video 20detik]

(haf/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads