Puskapol UI: Kerja DPR-DPD Periode 2019 Tak Akan Alami Perubahan Besar

Puskapol UI: Kerja DPR-DPD Periode 2019 Tak Akan Alami Perubahan Besar

Zakia Liland Fajriani - detikNews
Minggu, 26 Mei 2019 20:32 WIB
Foto: Direktur Puskapol UI Aditya (Zakia/detikcom)
Jakarta - Pusat Kajian Politik (Puskapol) Universitas Indonesia memprediksi hasil Pileg 2019 tidak akan memberikan perubahan besar, terutama untuk DPR dan DPD. Sebab, terpilihnya para anggota legislatif di pemilu kali ini dinilai masih dipengaruhi kekuatan ekonomi dan oligarki politik.

"Kami merasa bahwa kinerja anggota DPR dan DPD RI dalam periode berikutnya (2019-2024) tidak akan mengalami perubahan besar. Salah satu penyebab pentingnya adalah kehadiran mereka nanti tentu sangat dibengaruhi oleh kekuatan ekonomi dan politik lokal (oligarki dan elite lainnya) yang berkelindan dalam aktivitas parlemen mereka," kata Direktur Puskapol UI Aditya Perdana, di Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Minggu (26/5/2019).


Buktinya, kata Aditya, 53% caleg perempuan DPR terpilih adalah mereka yang merupakan elite politik di partai sebagai pengurus atau yang berpengalaman dalam kontestasi pemilu. Sementara 41% lainnya adalah mereka yang memiliki hubungan kekerabatan politik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebanyak 53 persen caleg terpilih perempuan memiliki latar belakang aktivis partai politik. Mereka adalah pengurus partai ataupun orang yang sudah punya pengalaman panjang dalam kompetisi pemilu. Hanya sekitar 41 persen diindikasikan dan memiliki afiliasi dengan kekerabatan politik seperti keluarga, dinasti ataupun klan," paparnya.


Sama halnya dengan kursi DPR, para calon DPD terpilih pun didukung mereka yang berlatar belakang sebagai orang berpengaruh di daerahnya. Salah satunya adalah mereka yang pernah menjadi pejabat daerah yang kemudian memilih untuk bertarung di Pemilu 2019.

Menurut Aditya, selarasnya kriteria mereka yang lolos ke DPR dan DPD pada pemilu kali ini, tidak lain adalah untuk saling memperkuat afiliasi partai politik. Melalui afiliasi itu pula, para calon DPD dapat melakukan mobilisasi kontituennya.

"Apabila diperhatikan caleg DPD yang terpilih, latar belakang dan profil mereka pun juga tidak berbeda dengan caleg DPR yaitu mereka adalah orang "kuat" lokal dan mantan pejabat daerah yang lngin kembali bertarung di kompetisi pemilu. Untuk memperkuat itu, sebagian besar dari mereka tentu punya afiliasi partai politik dan memanfaatkan jejaring partai tersebut dalam mobilisasi dukungan pemilih," ujar Aditya.


Menurut Adit, kondisi ini tercipta karena mahalnya biaya politik. Akhirnya, kata dia, mereka yang kemudian terpilih akan mencari cara mengembalikan modal politik yang telah dihabiskan selama proses pemilu.

"Masih kuatnya pengaruh biaya politik mahal yang ada di setiap caleg, maka akan mempertahankan mindset para anggota DPR terpilih nanti untuk melakukan tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme," tegasnya. (tsa/tsa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads