Anomali Sikap Mardani

Round-Up

Anomali Sikap Mardani

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 05 Mei 2019 20:00 WIB
Mardani Ali Sera/Foto: Adhi Wicaksono-detikcom
Jakarta -

Penggagas gerakan dan tagar 2019GantiPresiden, Mardani Ali Sera, 'mengharamkan' gerakan yang ia bangun bersama sejumlah tokoh itu berlanjut. Mardani tidak mau lagi menyuarakan 2019 ganti presiden.

Sikap Mardani ini tampak berbeda jauh dengan masa sebelum pencoblosan. Mardani begitu getol menyuarakan pergantian kepemimpinan nasional. Dia beralasan kini sudah bukan lagi masa kampanye Pilpres 2019. Mardani menegaskan gerakan 2019GantiPresiden sudah tutup buku.

"Ganti presiden sudah tutup buku. Saya nggak mau nyanyiin lagi, nggak mau hashtag lagi, karena itu pada masa kampanye," kata Mardani di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (3/5).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Tagar 2019GantiPresiden digagas Mardani pada Maret 2018 dengan tidak menyebut dukungan terhadap salah satu pasangan capres-cawapres tertentu saat itu. Pada 6 Mei 2018, relawan 2019GantiPresiden dideklarasikan di Jakarta.

Deklarasi relawan 2019GantiPresiden tak hanya membagikan buku pedoman atau buku manual ke para relawan. Namun, mereka juga membacakan aspirasi yang menyatakan siap mengawal jalannya Pemilu 2019 agar lancar dan tertib.


Selain itu, Mardani juga bersuara agak berbeda dengan rekan-rekan koalisi. Di saat BPN masih menggelorakan isu kecurangan, Mardani meminta semua pihak menunggu keputusan resmi KPU.

"Pertama, PKS menilai pelaksanaan Pemilu masih perlu banyak perbaikan. Kedua, keputusan resmi menunggu KPU," kata Mardani, Senin (29/4) lalu.



Pernyataan Mardani mendapatkan pujian dari Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin. TKN menilai politikus PKS itu telah menunjukkan sikap kenegarawanan.


"Itulah sikap politik yang benar. Pak Mardani telah menunjukkan kenegarawanannya dalam menyikapi pilihan politik rakyat yang telah menentukan pilihannya pada 17 April 2019," ucap jubir TKN Ace Hasan Syadzily, Sabtu (4/5).

Pujian juga dilemparkan Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat, Amir Syamsuddin. PD merupakan bagian dari Koalisi Adil Makmur bersama PKS, Gerindra, dan PAN. Mereka mengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019.

"Beliau lebih mencintai NKRI dan rakyat Indonesia daripada dirinya dan kelompoknya, dan seperti itulah harapan kita semua. Mari kita berikan kesempatan penyelenggara pemilu menuntaskan tugasnya dengan sebaik-baiknya," ujar Amir, Minggu (5/5).


Sementara itu, Gerindra dan PAN emoh mengomentari pernyataan Mardani. Gerindra menilai walaupun sudah selesai masa kampanye, tetapi semangat relawan untuk 2019GantiPresiden tetap harus dijaga.

"Memang pemilu selesai, kampanye selesai, tapi proses perhitungan suaranya belum selesai. Semangat pendukung, relawan, kader itu harus dijaga, spirit," ujar anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra, Andre Rosiade.


PAN berbicara soal pengawalan formulir C1. Mereka mengakus fokus mengawal KPU melakukan rekapitulasi suara Pileg dan Pilpres 2019.

"Ya tentu kami tak bisa menanggapi apa yang disampaikan oleh Pak Mardani karena beliau punya pertimbangan sendiri. Tapi saya kira apapun pandangan Pak Mardani, ya bagi PAN kami saat ini sedang fokus untuk penghitungan suara," kata Sekjen PAN, Eddy Soeparno.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads