Teka-Teki Penyerang Posko FBR di Daan Mogot

Round-Up

Teka-Teki Penyerang Posko FBR di Daan Mogot

Mei Amelia R - detikNews
Kamis, 25 Apr 2019 06:37 WIB
Foto: Ilustrasi (Kanavino Ahmad Rizqo/ detikcom)
Jakarta - Penyerangan di posko Forum Betawi Rempug (FBR) di Jalan Daan Mogot 1, Tanjung Duren Utara, Jakarta Barat, masih dicari polisi. Satu orang anggota FBR tewas dalam kejadian itu dan dua orang lainnya mengalami luka-luka.

Penyerangan terjadi pada Selasa (23/4) dini hari lalu. Saat itu, ketiga korban sedang berada di posko FBR, kemudian tiba-tiba muncul kelompok para pelaku.

Mereka menyerang korban secara membabi buta. Posko FBR juga dirusak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapolres Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi mengatakan pihaknya telah mengetahui identitas para pelaku. Hengki berjanji secepatnya menangkap para pelaku.

"Pelaku secepatnya akan kami tangkap, itu janji saya, bukan karena diultimatum, tetapi karena komitmen kami untuk bekerja sebagai pengamanan Ibu Kota," tegas Kombes Hengki saat dihubungi detikcom, Rabu (24/4/2019).



Para pelaku berjumlah sekitar 10 orang. Hengki menyebut, para pelaku adalah sekelompok preman mabuk.

"Preman itu. Rombongan yang diduga pelaku keluar (dari diskotek) sekitar pukul 02.00 WIB, Selasa (24/4) dalam keadaan mabuk," ucapnya.

Peristiwa itu membuat Ketua Umum FBR Luthfi Hakim angkat bicara. Menurut Luthfi, anggotanya itu adalah korban salah sasaran.

"Bukan karena bentrok, itu korban salah sasaran sebetulnya. Yang bentrok siapa yang korban siapa," jelas Lutfi saat dihubungi detikcom, Selasa (23/4/2019).







Keributan itu berawal dari sebuah diskotek yang berada tidak jauh dari posko FBR. Kelompok yang terlibat keributan itu berlari keluar mengejar pengunjung hingga menyerang secara membabi buta.

"Yang saya dapat dari temen-temen di Jakarta Barat bahwa di situ ada diskotek Widya pengunjungnya ada ribut, ada yang lari keluar dan saat pengejaran itu, yang ngejar itu kemudian membabi buta karena ada korban juga, ada satpam termasuk anggota kita yang ada di gardu," jelas Lutfi.

Kejadian itu menimbulkan duka mendalam bagi para anggota ormas dan juga keluarganya. Buntut kejadian itu kemudian muncul pesan berantai di grup WhatsApp yang menyebutkan akan adanya aksi sweeping.

"Forward dari teman. Jakarta barat rusuh ambon vs FBR..2 anggota fbr meninggal hindari jkt barat pesing.grogol,jembatan 3 jelambar.lg ada swiping dari ke 2 pihak," demikian info yang beredar.

Kombes Hengki memastikan info tersebut hoax. Hal ini dikuatkan oleh pernyataan Luthfi yang memastikan bahwa anggotanya tidak akan ada yang melakukan sweeping.



"Saya menginstruksikan kepada seluruh anggota FBR untuk tetap menahan diri dan mempercayakan sepenuhnya kasus ini kepada aparat kepolisian. Saya menjamin tidak ada sweeping dari anggota FBR," kata Luthfi saat dihubungi detikcom, Rabu (24/4/2019).

Luthfi menegaskan anggota yang melakukan aksi sweeping akan diberikan sanksi tegas hingga pemecatan keanggotaan ormas FBR.

"Selain teguran tentunya pembinaan dan pengertian, kalau sudah dilakukan pembinaan masih tidak didengar juga biasanya kami akan pecat," tegas dia.

Luthfi mengimbau kepada seluruh anggota FBR untuk menahan diri. Anggota diminta untuk mempercayakan pengusutan kasus kepada aparat polisi.

"Percayakan semuanya kepada aparat kepolisian," lanjutnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads