"Tantangan bangsa ini tidak hanya kita melihat konteks suksesnya pileg dan pilpres, tapi berkaitan dengan ancaman-ancaman yang harus kita cermati dengan detail. Ancaman bangsa sekarang ini adalah dalam masalah radikalisme terorisme," ujar Tjahjo dalam pemaparannya di Rakornas Kewaspadaan Nasional, Hotel Grand Paragon, Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2019).
Radikalisme, jelas Tjahjo, telah menjadi ancaman sejak Indonesia merdeka. Ia meminta masyarakat tetap menerapkan prinsip kenegaraan sesuai dengan Pancasila, yang dinilainya sudah menjadi harga mati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tjahjo mengajak masyarakat berani menentukan sikap siapa lawan dan siapa kawan. Terlebih lagi di masa demokrasi politik saat ini.
"Ada kelompok kelompok radikalisme terorisme atau mungkin di antara jumlah 407.609 ormas tadi yang punya agenda-agenda ingin mengubah ideologi negara kita, itu ini bukan urusannya tentara, bukan urusannya kepolisian, bukan urusannya BIN, tapi urusan kita semua bangsa Indonesia," katanya.
"Kita harus berani tentukan sikap siapakah lawan dan siapa kawan pada perorangan kelompok golongan yang mencoba-coba di tengah konsolidasi demokrasi ini ingin mengganti ideologi Pancasila ini," imbuh Tjahjo.
Simak Juga "Perang Janji Prabowo dan Ma'ruf untuk Menekan Radikalisme":
(eva/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini