"Sebenarnya kalau survei dari Kompas itu mungkin kira-kira sama dengan survei kita 4 bulan lalu. Hasilnya seperti itu. Sekarang jauh sudah lebih ini, sudah lebih tipis," kata anggota Litbang BPN Harryadin Mahardika di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (20/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kompas kita, saya, tidak mau mengatakan Kompas itu benar-benar objektif atau survei yang netral, nggak. Tapi kalau melihat hasilnya dan sebagainya yang kira-kira ya pernah ada kemiripan dengan hasil kita beberapa bulan lalu, kita melihat mungkin ada sisi, apa namanya, idealisme yang masih dipegang oleh survei Kompas," ujarnya.
Jika melihat hasil survei internal, dikatakan Harryadin, kemenangan Prabowo sudah ada di depan mata. Menurutnya, selisih elektabilitas Prabowo dan Jokowi sudah mencapai single digit.
"(Selisih) sudah sangat tipis, sudah hampir dikatakan sebenarnya sudah seri kalau tanding bola. Sudah bisa dikatakan imbang," jelas Harryadin.
Harryadin menjelaskan survei internal BPN dilakukan setiap bulan dengan metodologi dan jumlah responden yang sama dengan yang biasa dilakukan lembaga survei lain. Harryadin optimistis karena hasil survei internal telah terkonsolidasi.
"Ya justru sangat optimistis. Karena kalau kita, pegangan kita, kenapa survei internal itu kita buat seobjektif mungkin, se-riil mungkin sehingga dengan hasil seperti itu kita merasa, dan kita nggak bocorkan, dan kita merasa 'wah, ini sangat terbuka sekali peluang untuk menang'," ungkapnya.
Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan Prabowo-Sandi unggul di pemilih pemula (gen Z) dan pemilih berpendidikan tinggi. Menurut Harryadin, hasil itu juga terlihat dalam survei internal BPN. Harryadin menambahkan pihaknya tengah memetakan lebih jauh segmentasi pemilih di kota dan desa (rural dan urban area).
"Yang sedang kita coba breakdown lagi adalah mengenai rural sama urban ya. Karena tapi memang itu menjadi susah karena boundaries-nya nggak jelas. Karena batasan antara rural dan urban itu kalau di daerah kan nggak jelas. Karena ada kabupaten yang sepertinya rural semua tapi ternyata itu karakteristiknya urban," jelas Harryadin.
"Nah, itu yang sedang kita dalami apakah semakin urban semakin kuat ke kita atau semakin rural yang semakin kuat ke kita. Tapi ada memang datanya hampir mirip (dengan survei Kompas). Semakin muda semakin kuat kita, semakin tinggi pendapatan semakin kuat, dan semakin tinggi pendidikan semakin kuat," imbuhnya.
Sebelumnya, Litbang Kompas merilis hasil survei terbaru tentang elektabilitas pasangan capres-cawapres yang berlaga di Pilpres 2019, sebulan sebelum hari pencoblosan. Hasilnya, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 49,2 persen dan Prabowo-Sandiaga 37,4 persen.
Survei digelar pada 22 Februari hingga 5 Maret 2019 dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia. Margin of error survei ini plus-minus 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. (azr/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini