"Hasil survei Litbang Kompas 20 Maret 2019 sangat baik. Ekstrapolasi elektabilitas Jokowi-Amin pada angka 56,8 persen," kata anggota TKN Jokowi-Ma'ruf, Ridlwan Habib kepada wartawan, Rabu (20/3/2019).
Dalam survei yang dirilis hari ini, Litbang Kompas memang menampilkan angka ekstrapolasi elektabilitas Jokowi sebesar 56,8% dan Prabowo sebesar 43,2%. Litbang Kompas menyatakan angka hasil ekstrapolasi dilakukan dengan mengasumsikan kelompok yang belum memutuskan pilihannya (undecided voters) akan terbagi secara proporsional menurut perolehan suara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ridlwan, tak banyak lembaga survei yang buka-bukaan soal ekstrapolasi elektabilitas capres-cawapres. Ridlwan menyebut, jika menggunakan simulasi ekstrapolasi elektabilitas, Jokowi-Ma'ruf tetap unggul. Ridlwan mengatakan perolehan 56,8 persen lebih besar daripada raupan suara Jokowi di Pilpres 2014.
"Alhamdulillah, puji Tuhan, prediksi secara ilmiah dari Litbang Kompas biasanya sangat akurat. Kemenangan Pak Jokowi jauh lebih besar dari 2014," ujar Ridlwan.
Ridlwan mengatakan sulit bagi Prabowo mengejar ketertinggalan dengan Jokowi. Menurut dia, waktu menjelang Pilpres 2019 makin menipis.
"Sudah tidak ada waktu lagi bagi Prabowo untuk dapat menyusul karena pilpres tinggal satu bulan," ucapnya.
Litbang Kompas merilis hasil survei terbaru tentang elektabilitas pasangan capres-cawapres yang berlaga di Pilpres 2019, sebulan sebelum hari pencoblosan. Hasilnya, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 49,2 persen dan Prabowo-Sandiaga 37,4 persen.
Survei digelar pada 22 Februari-5 Maret 2019 dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia. Margin of error survei ini plus-minus 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95%.
Sementara itu, pada Oktober 2018, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin tercatat sebesar 52,6%, sementara Prabowo-Sandi 32,7%, dengan 14,7% responden merahasiakan jawaban. (tsa/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini