Nama Andi Arief banyak diperbincangkan ketika di akun Twitter-nya dia membahas mengenai dugaan mahar politik Rp 1 triliun yang diberikan ke PAN dan PKS. Muncul pula istilah 'jenderal kardus'. Sejak itu, tweet-nya kerap memunculkan kabar-kabar baru, khususnya terkait dunia perpolitikan Tanah Air.
Seperti apa sepak terjang pria kelahiran Bandar Lampung itu?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andi Arief juga mantan aktivis yang getol demo. Kala menjadi Ketua Senat Mahasiswa FISIP UGM 1993-1994, dia dengan sejumlah aktivis mahasiswa membentuk Komite Penegak Hak Politik Mahasiswa (Tegaklima). Pada 1998, Andi termasuk salah satu di antara belasan aktivis mahasiswa yang diculik karena dianggap membahayakan rezim Orde Baru sebelum akhirnya dilepaskan.
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah menunjuk Andi Arief sebagai Komisaris PT Pos Indonesia. Pada 2008, atau setahun menjelang pilpres, Andi Arief menyatakan mundur.
Pada tahun yang sama, Andi Arief maju sebagai Wakil Gubernur Lampung berpasangan dengan alon Gubernur Muhajir Utomo dari jalur independen. Namun pencalonannya kandas.
Kala SBY menjabat kedua kalinya sebagai presiden untuk periode 2009-2014, Andi Arief didapuk sebagai Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana.
Agustus 2018, Andi Arief membuat heboh dunia politik Tanah Air setelah Demokrat-Gerindra tak menemui kata sepakat soal cawapres. Koalisi Gerindra-PKS-PAN ujungnya lebih memilih Sandiaga Uno sebagai pendamping Prabowo di Pilpres 2019.
"Prabowo ternyata kardus, malam ini kami menolak kedatangannya ke Kuningan. Bahwa keinginan dia menjelaskan lewat surat sudah tak perlu lagi, Prabowo lebih menghargai uang ketimbang perjuangan. Jenderal kardus," cuit akun @AndiArief_ pada 8 Agustus 2018 pukul 21.29.
Cuitan itu bermula dari kabar yang berembus bahwa Sandiaga Uno sudah 'membeli' PKS dan PAN seharga Rp 500 miliar sebagai mahar cawapres Prabowo. Soal duit itu, Andi juga bereaksi keras. Ia bahkan membeberkan rencana Sandiaga Uno menggeser posisi Prabowo sebagai capres.
Kembali bikin heboh, Andi Arief membuat cuitan tentang 7 kontainer surat suara tercoblos. Andi diduga menyebar berita bohong soal isu adanya tujuh kontainer yang membawa surat suara tercoblos pada Kamis 3 Januari. Terkait hal ini, Andi Arief telah dipolisikan tim kampanye Jokowi.
KPU sebelumnya juga telah melapor ke Bareskrim soal hoax surat suara tercoblos itu. Namun laporan tidak ditujukan terhadap Andi. Andi pun memilih berpatokan pada KPU yang tidak melaporkan cuitannya itu.
Simak Juga 'Orang Tua Diminta Berperan Aktif dalam Pencegahan Narkoba':
(rna/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini