Kasus bermula saat @KakekKampret_ membuat cuitan dengan di-mention ke @Mohmahfudmd, pada 27 Februari 2019, yaitu:
Saudara mahfud @mohmahfudmd apa bener Mobil Camry punya anda Plat B 1 MMD adalah setoran dari pengusaha besi kerawang ex cabub PDIP. Jika bener atas dasar apa pemberian itu kakek sekedar bertanya (ditambah dua emoticon tertawa-red)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saudara mahfud @mohmahfudmd kenapa anda ga jawab pertanyaan kakek ini. Apa bener Toyota Camry B 1 MMD dari pengusaha besi karawang, mantan ex cabub karawang dari PDIP..? saudar mahpud jawab lah (ditambah dua emotical tertawa-red)
Mahfud Md tidak terima dituduh hal demikian dan melaporkan ke Polres Klaten.
"Laporan terkait hoaks yang menyangkut saya. Dan ini bagi saya yang begini-begini ini tidak bisa dibiarin. Kalau diskusi publik, tidak ada masalah. Tapi kalau menyangkut harkat pribadi, harus diselesaikan lewat polisi," kata Mahfud Md di Polres Klaten, Jumat (1/3/2019).
Setelah membuat pelaporan, Mahfud Md menjelaskan asal-usul mobilnya.
"Saya beli mobil itu tahun 2013, tiga hari sebelum saya pensiun dari MK, karena mobil saya akan ditarik oleh negara. Saya tarik uang saya untuk membeli mobil cash. Kenapa dikaitkan dengan pilbup yang terjadi tahun 2015, tidak ada hubungannya," ujar dia.
Lalu Mahfud kembali bercuit di Twitter menjawab banyak pertanyaan warganet.
Sudah lapor, giliran Kakek untuk menyelesaikan sendiri. Saya akan ikuti terus
Tidak berapa lama, akun @raffie aqmal mengomentari sikap Mahfud Md, yaitu:
Zaman SBY paling aman bagi rakyat Indonesia. Zaman sekarang cuma bertanya saja d laporin dan yang laporinnya pendukung petahana langsung diproses. Jikalah yang laporin kubu oposisi walaupun itu penghinaan dan penyebar hoax, pastilah MANGKRAK..! Di sini saya belajar bahwa rezim ini... (ejaan sudah disesuaikan-red).
Mendapati komentar di atas, Mahfud Md mencoba menjelaskan, yaitu pelaporannya tidak terkait pemilu.
Bung Raffie, ini tak ada kaitannya dengan Pemilu. Ini soal tudingan secara insinuatif bahwa saya pernah menerima setoran mobil dari seseorang. Saya tak tahu dan tak ingin tahu dia itu pendukung siapa. Cuitannya sampai dua kali dengan sangat insinuatif (ejaan sudah disesuaikan-red).
Wakil Ketua MPR Zaenal Maarif pernah digelandang ke pengadilan karena pengaduan Pak SBY. Eggy Sujana juga dihukum setelah diadukan. Masak, dibilang tak ada (zaman SBY tidak ada pelaporan-red). Hukum tetaplah hukum. Setiap hari saya dikritik oleh banyak akun, tapi tak pernah saya laporkan karena hanya beda pendapat. Kalau memfitnah, beda.
Akun Ahmad Rohiman @kangimanow me-mention dengan simpati:
Saya turut sedih pak atas fitnah itu...
Mahfud lalu menjawab:
Mas Rohimin, tiap hr sy dpt banyak kritik terbuka ka ka. Tp sy tak pernah mengadu. Yg Kakek Kampret ini beda, dia memfitnah dan nyebar hoax. Tak bisalah dia mengelak dgn alasan hanya "bertanya". Bertanya, kok lewat fitnah terbuka? Kalau betul bertanya, kan bisa lewat DM Twitter.
(asp/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini