"Di lokasi pengejaran itu ketinggian 11.000 feet (3.352 mdpl). Tipis oksigen," kata Martuani kepada detikcom ketika dihubungi, Rabu (2/1/2019).
Martuani menuturkan KKB sangat menguasai area pegunungan Nduga. Mereka sejak kecil lahir di wilayah tersebut dan sudah beradaptasi dengan kondisi alam Nduga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebulan lalu, 2 Desember 2018, publik dikejutkan oleh peristiwa pembantaian pekerja PT Istaka Karya di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. Pelakunya adalah KKB pimpinan Egianus Kogoya.
Sebanyak 17 orang ditemukan menjadi korban kekejian kelompok bersenjata yang berkeras ingin memisahkan diri dari Indonesia itu. Mereka dieksekusi di Puncak Kabo, sementara empat pekerja belum ditemukan hingga saat ini.
Aparat Polri dan TNI terus mengejar pelaku, namun hingga kini belum satu pun pelaku ditangkap. Padahal aparat telah memiliki data identitas anggota kelompok tersebut dan memetakan kekuatan persenjataan mereka.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjelaskan penyebab KKB pimpinan Egianus Kogoya belum juga tertangkap. Selain terkendala kondisi medan yang sulit, momen perayaan Natal dan tahun baru menjadi alasan. Tito mengatakan pengejaran kembali dimaksimalkan seusai pergantian tahun.
"Persoalannya adalah medan yang berat, hutan lebat, gunung yang tinggi, perbukitan. Mereka paham medan itu dan secara fisik juga kuat. Kemudian mereka juga punya senjata. Otomatis yang kita lakukan tetap operasi penegakan hukum terbatas," jelas Tito di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (27/12/2018).
"Tapi khusus Natal dan tahun baru, sudah saya perintahkan jajaran Polri di sana untuk cooling down dulu, gencatan senjata. Kenapa? Karena Natal dan tahun baru, masyarakat di sana sangat menghargai gereja," sambung Tito.
Simak juga video 'Wiranto: Tak Ada Negosiasi dengan KKB, Mereka Sesat!':
(aud/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini