Mudik 2018 yang Tuai Kritik dan Pujian

ADVERTISEMENT

Kaleidoskop 2018

Mudik 2018 yang Tuai Kritik dan Pujian

Danu Damarjati - detikNews
Rabu, 26 Des 2018 10:33 WIB
Pemudik di Exit Toll Wilangan di arus mudik 2018. Foto: Sugeng Harianto
Jakarta - Musim mudik 2018 telah dilalui dengan semarak. Tak hanya semarak oleh arus kendaraan, tapi juga oleh kritikan dari politikus.

Idul Fitri tahun 2018 jatuh pada 15 Juni. Sejak awal bulan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memastikan 760 km Jalan Tol Trans Jawa telah siap digunakan untuk mudik, terdiri dari 525 km tol yang sudah operasional dan 235 km yang masih fungsional alias belum rampung betul. Dua jembatan belum selesai, yakni Kali Kuto di Kendal Jawa Tengah dan Kalikenteng antara Semarang-Solo.



Selain itu, ada jalur Pantai Utara Jawa (Pantura) sepanjang 1.341 km, lintas tengah 1.197 km, dan Pantai Selatan Jawa (Pansela) 1.405 km. Khusus Pansela, Basuki sengaja gencar mempromosikan, karena sepanjang jalur akan menemui beragam destinasi wisata serta kuliner.

Untuk lintas Sumatera, jalan lintas timur 90 persen sudah siap dilewati. Ditambah lagi dengan ruas tol sepanjang 245 km, yang sudah operasional 120 km dan yang fungsional 125 km. 1.233 Kapal penumpang disiapkan Kementerian Perhubungan, 3,4 juta penumpang bisa diangkut.

H-3, atau 12 Juni, lalu lintas di Tol Cikampek macet oleh arus mudik. Terjadi kepadatan kendaraan 8 km di di Cikarang Barat hingga Cikarang Timur, penyebabnya adalah arus di Rest Area KM 38. Macet sepanjang 28 km terjadi dari Cawang hingga Gerbang Tol Cikarang Utama, sebabnya adalah penerapan contra flow. Tol Cikampek arah Cipali juga macet.



H-2, atau 13 Juni, jalur mudik Nagrek menuju Limbangan Jawa Barat macet. Aktivitas pasar di kawasan Lewo, Malangbong, menjadi penyebab kemacetan. H-2, lalu lintas di sekitar Jembatan Kali Kuto yang belum selesai itu mulai macet.

Namun demikian, banyak juga cerita-cerita gembira tentang arus mudik 2018 yang relatif lebih lancar ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Hal ini juga disampaikan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. "Melihat secara umum dibanding tahun sebelumnya, ini relatif lancar dari sebelumnya," ujar Tito di Pos Polisi Cikopo, Jawa Barat, Kamis (14/6/2018) lalu.

Dia juga mengimbau warga untuk objektif dalam menilai kondisi macet suasana mudik, "Jangan membandingkan antara apel dengan ayam. Harus apple to apple. Jangan hari mudik dibandingkan dengan hari biasa. Kala hari biasa sekian jam, kok pas mudik lebih lama. Jelas, karena mudik, semua orang mau pulang ke daerahnya."

Malam H+2 Lebaran, atau 17 Juni 2018, jalur Nagrek arah Bandung padat. Berdasarkan data yang dihimpun detikcom, 65.619 kendaraan melewati jalur ini, jumlah tersebut meningkat dibandingkan sehari sebelumnya yang sejumlah 35.931 kendaraan. H+4, atau 19 Juni 2018, arus balik menimbulkan macet di jalur Purwokerto-Bumiayu-Pejagan. Kemacetan terjadi di Pasar Linggapura Tonjong, Brebes, sejak pagi hingga siang hari.

'Mudik Neraka'

Habiburokhman yang merupakan politikus Partai Gerindra, partai yang dikenal kerap melancarkan pernyataan bernada tidak setuju dengan pemerintah, menyebut mudik 2018 bukanlah mudik yang lancar. Soalnya, mobil yang dibawa sopirnya menemui kemacetan menuju Pelabuhan Merak.

"Mobil saya nyangkut dari habis sahur sampai jam 12.30 siang baru naik kapal gitu loh, itu lancar apanya. Itu namanya 'neraka' mudiklah gitu," kata Habiburokhman di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/6/2018).



Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menanggapi Habiburokhman. Budi tak mendapat laporan soal keterlambatan yang menyebabkan macet jelang menyebarang lewat Pelabuhan Merak. Dia menduga, orang yang kena macet adalah yang tak beli karcis secara online.

"Jadi kalau (Pelabuhan) Merak, sampai saat ini tidak ada laporan satu pun berkaitan dengan keterlambatan. Jadi kalau mereka terlambat biasanya mereka tidak membeli secara online," kata Budi Karya di sela-sela peninjauan arus balik di Jalan Tol Cipali, Senin (18/6/2018).

Ada yang tak terima dengan pernyataan 'mudik neraka' Habiburokhman. Mahasiswa bernama Danick Danoko melaporkan Habiburokhman ke Polda Metro Jaya pada 20 Juni 2018. Atas laporan tersebut, Habiburokhman, melaporkan balik Danick ke Bareskrim Mabes Polri. Ada pula LSM bernama Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) melaporkan Habiburokhman ke Polda Banten pada 21 Juni. Menurutnya, Habiburokhman telah membohongi publik soal kemacetan di Pelabuhan Merak itu.

"Iya saya melihat bahwasanya segala sesuatu itu tatanan negara ini dari hukum ya. Kalau sesuatu memang dari hukum ya berlaku lah," tanggap Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, di Simalungun, Sumatera Utara, Kamis (21/6/2018).

Pemudik di Stasiun Tanjung Priok. Pemudik di Stasiun Tanjung Priok. Foto: Pradita Utama


Wakil Ketua DPR sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon juga melancarkan kritiknya. Dia menyatakan mudik 2018 diwarnai kemacetan parah. Ini adalah tanda kegagalan pemerintahan Presiden Jokowi.

"Kemacetan parah juga menandakan kegagalan pemerintah memprediksi puncak kemacetan," kata Fadli Zon dalam keterangan pers tertulis, Kamis (21/6/2018).

Ujaran Fadli langsung disambut pihak Istana. "Suruh dia (Fadli) siapkan datanya. Suruh siapkan supaya jangan asal bicara. Nanti kalau asal ngomong, malu. Itu kan Wakil Ketua DPR RI. Kan pasti banyak data," ujar Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin. Fadli sendiri mempersilakan Ali untuk membaca berita dan informasi di media sosial.

Evaluasi dan Pujian

Secara umum, pemerintah menyatakan pelaksanaan mudik 2018 tergolong sukses. Menko Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Wiranto, menyatakan angka kecelakaan turun 30%, masyarakat lebih mudah melalui mudik dan arus balik, dan kemacetan berhasil diurai.

"Secara umum evaluasi tadi adalah masyarakat ternyata lebih mudah melakukan mudik lebaran juga arus balik," kata Wiranto dalam jumpa pers usai rapat evaluasi Mudik, di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (25/6/2018).

"Poin penting daripada kegiatan ini hasil evaluasi dari penanganan hari raya baik arus mudik, balik itu terjadi cukup lancar, di antaranya indikator jumlah titik kemacetan rendah berkurang, kecepatan balik dan mudik juga bagus lebih cepat dari tahun sebelumnya," imbuh Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Suasana arus balik 2018 di Tol Cikampek. Suasana arus balik 2018 di Tol Cikampek. Foto: Agung Pambudhy


Pujian atas pelaksanaan mudik 2018 datang dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid mengapresiasi pemerintah dan jajaran kepolisian karena telah mengatur jalannya arus mudik Lebaran dengan lancar. Zainut menyebut arus mudik Lebaran tahun ini lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

"MUI memberikan apresiasi kepada pemerintah khususnya kepada aparat kepolisian yang telah bekerja keras mempersiapkan, mengatur dan mengamankan jalannya arus mudik lebaran sehingga event tahunan itu berjalan dengan lancar, tertib, aman dan nyaman, tidak ada hambatan yang cukup signifikan," kata Zainut dalam keterangan persnya, Jumat (22/6/2018). (dnu/bag)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT