Rombongan PDIP berkunjung ke rumah Kepala Desa Kanekes, Saiji. Ada juga perwakilan dari Baduy Dalam. Sebagai penghormatan, Djarot dan Hasto dipasangkan ikat kepala khas Baduy Dalam. Selain itu, mereka juga disuguhkan madu dan kopi.
Saat pertemuan itu, Djarot bercerita soal Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang pernah berkunjung ke Baduy dan bertemu dengan Puun atau ketua adat. Djarot bercerita dia ikut jejak Megawati bertemu dengan Puun. Dia merasa, banyak hal yang bisa dipelajari dari Baduy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Yang luar biasa, saat makan rupanya beras yang kami makan dari gabah yang usianya 40 tahun. Itu bisa menjadi contoh ketahanan pangan," ucap Hasto, di lokasi Kamis (20/12/2018).
Hasto memuji pelestarian alam yang dilakukan suku Baduy. Untuk itu, pemerintah memberikan hak pengelolaan lahan adat atau tanah ulayat.
"Pak Jokowi sendiri memberi perlindungan ke pengakuan tanah ulayat. Tumbuh keseimbangan dengan alam raya," kata Hasto.
Sementara itu, Kepala Desa Kanekes, Saiji mengingatkan manusia soal menjaga alam. Menurut Saiji, kebanyakan manusia hanya bisa merusak alam.
"Manusia tidak ada kesadaran melestarikan. Manusia itu merusak bisa, tapi mewujudkan lagi tidak bisa," ucap Saiji dalam pertemuan.
Tanggungan Jaro 12 Bagian Pelestarian Alam, Saidri menyebut pepatah dari Baduy sangat relevan untuk keadaan saat ini. Pepatah itu adalah 'gunung ulah dilebur, lebak ulah dirusak'. Yang berarti 'gunung jangan dihancurkan, dataran rendah jangan dirusak.'
Saidri menyebut pelestarian alam bukan hanya tanggung jawab Baduy. Pemerintah harus menjaga dan mengurusi alam.
"Pelestarian juga harus dilakukan oleh Negara. Semoga kita semakin makmur," ucap Saidri. (aik/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini