Binmas Noken Bikin Kepala Suku di Wamena Tak Lagi Takut TNI-Polri

Binmas Noken Bikin Kepala Suku di Wamena Tak Lagi Takut TNI-Polri

Zunita Putri - detikNews
Selasa, 11 Des 2018 12:35 WIB
Foto: Kepala Suku di Wamena Maximus Lani dalam diskusi setelah Operasi Namengkawi
Jakarta - Kepala suku Lani, Wamena, Maximus Lani mengapresiasi kerja Binmas Noken Polri yang telah memberikan beberapa program untuk mendorong ekonomi masyarakat Papua. Dia bercerita mengenai awal mula perkenalannya dengan anggota polisi Binmas Noken.

Awalnya, Lani mengaku takut dengan anggota TNI dan Polri, dia mengatakan jika melihat anggota yang mendatangi tempatnya itu, dalam pemikirannya adalah suatu masalah.

"Dulu kami takut kalau ada TNI atau Polri, pasti kalau ada mereka itu ada masalah. Tapi sekarang hadirnya Binmas ini, masyarakat kami sangat disentuh langsung dan kami terbantu secara ekonomi. Kami mulai perlahan menerima kehadiran polisi dan TNI bukan ancaman," kata Maximus di acara diskusi 'Papua Setelah Operasi Namengkawi' di Hotel Diradja, Jalan Kapten Tendean, Mampang, Jakarta Selatan, Selasa (11/12/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia beralasan takut karena kehadiran para anggota merupakan trauma masa lalu. Namun saat ini dirinya malah merasa terbantu dengan hadirnya polisi.

"(Alasan takut) mungkin dengan kejadian yang lalu membuat kami rasa agak takut. Sekarang kami malah jadi dibantu," ujarnya.

Dia menjelaskan, di sana masyarakat diberikan pembelajaran mengenai peternakan, pertanian, dan pendidikan seperti membaca buku dan menulis. Dia pun mengaku diajarkan bagaimana cara berladang di satu lahan tanpa harus berpindah-pindah oleh Satgas Binmas Noken.

"Diajarkan cara bertani yang baik, beri ilmu pertanian yang standar, yang bagus, yang tidak putus di sini. Dulu itu sering berpindah-pindah lahan tapi sekarang ada Binmas, kami bisa mengelola lahan itu untuk tumbuh bibit-bibit. Setelah panen pertama habis, kami bisa tanam lagi tanpa pindah lahan. Jadi Binmas bilang itu tanah yang bekas tanam disekop, lalu dibalikkan ke bawah, lalu bisa ditanam lagi," jelasnya.

Maximus memberikan contoh, saat itu masyarakat Wamena hanya mengandalkan kol, ubi-ubian, wortel, bayam dan labu siam sebagai komoditas sayur mayur produksi mereka. Tetapi, Binmas Noken mengajari jenis sayuran lainnya juga dapat tumbuh subur di Wamena.



"Dulu itu kami cuma bisa dapat sayuran kol, wortel, ubi-ubian, bayam, labu siam. Itu saja kalau panen. Sekarang kami bisa dapat juga bawang merah, putih, kangkung cabut, semangka, kacang panjang. Dulu semangka kami harus tunggu datang dari Jayapura karena diberi tahu bagaimana menghasilkan banyak sayur," paparnya.

Dia juga menyebut penghasilannya saat ini meningkat, berdasarkan kemampuannya membeli bibit di tanaman di toko. Menurutnya, ada perbandingan jauh saat sebelum diberikan pelatihan Binmas Noken dengan saat ini setelah diberikan pendidikan pertanian.

"Selama ini kalau soal pengelola uang, kami belum bisa mengelola. Kami tahu penghasilan meningkat kalau dapat uang, ada modal untuk beli bibit lagi. Dulu kami tidak bisa beli bibit, jadi bibit diambil dari pohon. Kami belum ada yang mengajari soal pengelolaan uang," pungkasnya. (zap/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads