Kritik Kartu Disabilitas Jokowi, Gerindra: Apa Dasarnya?

Kritik Kartu Disabilitas Jokowi, Gerindra: Apa Dasarnya?

Robi Setiawan - detikNews
Selasa, 04 Des 2018 21:53 WIB
Deklarasi ACTA mendukung Ustaz Somad jadi cawapres Prabowo. (Peti/detikcom)
Jakarta - Pemerintah meluncurkan 7.000 Kartu Identitas Penyandang Disabilitas pada peringatan Hari Penyandang Disabilitas. Kartu tersebut merupakan amanat Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.

Ketua bidang Advokasi DPP Partai Gerindra Habiburrokhman menilai bagi-bagi Kartu Identitas Penyandang Disabilitas sebagai kebijakan salah kaprah. Terlebih bila bagi-bagi kartu dianggap sebagai amanat UU Penyandang Disabilitas.

Alasannya, menurut Habiburrokhman, hingga kini pemerintah belum mengeluarkan peraturan pemerintah (PP) sebagai peraturan pelaksana terhadap UU tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk melaksanakan undang-undang itu butuh peraturan pemerintah. UU Penyandang Disabilitas itu belum ada peraturan pemerintahnya, ini sudah bagi-bagi kartu saja, apa dasarnya?" kata Habiburrokhman dalam keterangan tertulis, Selasa (4/12/2018).

Habiburrokhman mengatakan kebutuhan akan PP adalah menjalankan UU sebagaimana mestinya. PP juga menjadi salah satu acuan pemerintah daerah membuat peraturan daerah.

Dirinya menambahkan peluncuran Kartu Identitas Penyandang Disabilitas tidak akan efektif. Sebab, kebijakan itu belum terintegrasi dengan kebijakan terkait disabilitas di level provinsi hingga kabupaten/kota.


Berkaca pada program bagi-bagi kartu ala Presiden Jokowi, seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP), Habiburrokhman merasa khawatir peluncuran Kartu Identitas Penyandang Disabilitas akan memunculkan masalah baru.

"BPJS Kesehatan saja masih punya tunggakan sampai Rp 7 triliun, ini mau bagi-bagi kartu lagi. Nanti anggarannya dari mana?" katanya.

Sementara itu, puluhan kaum disabilitas yang tergabung dalam Komunitas Disabilitas Indonesia menyambangi kediaman calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Kedatangan ini sebagai bentuk memberikan dukungan terhadap pasangan Prabowo-Sandi.

Ketua Komunitas Disabilitas Indonesia Eka Setiawan menjelaskan kehadiran mereka bertemu dengan Prabowo dalam rangka untuk bersilahturahmi serta membahas beberapa hal mengenai hak-hak penyandang disabilitas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Apalagi saat ini merupakan peringatan Hari Disabilitas Internasional.

"Hari ini hari adalah hari yang membanggakan bagi kita semua sebagai kaum disabilitas, sebab pada hari ini pada tanggal 4 Desember 2018 adalah Hari Disabilitas Internasional dan Komunitas Disabilitas Indonesia telah berbuat sesuatu dan insyaallah berguna untuk bangsa dan negara," kata Eka.

Eka, yang merupakan penyandang disabilitas tunanetra, menjelaskan saat ini Komunitas Disabilitas Indonesia bersama dengan Partai Gerindra dan partai politik lainnya di DPR RI, telah berjuang untuk melahirkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas.

Menurutnya, meski sudah ada UU, pemerintah Indonesia hingga saat ini belum membuat aturan turunan untuk mengatur hal teknis UU Nomor 8 Tahun 2016 tersebut. Karena itu, ia berharap Komunitas Disabilitas Indonesia bisa berjuang bersama Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno dalam rangka pemenuhan hak-hak disabilitas.


"Karena itu, kita tau semua bahwa Bapak Prabowo merupakan calon presiden Republik Indonesia 2019. Dan terima kasih kesediaan bapak menerima kami semua. Dan ini bagian dari sebuah proses perubahan yang akan dicatat oleh sejarah, dan apa yang kita lakukan pada sore hari ini dalam rangka perubahan untuk Indonesia untuk berjuang bersama dengan Bapak Prabowo," imbuh Eka.

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga menjelaskan dirinya sangat senang bisa berdialog dan bersilahturahmi dengan Komunitas Disabilitas Indonesia. Ia menjelaskan dirinya dan keluarga sangatlah dekat dengan para penyandang disabilitas.

Oleh sebab itu, menurutnya, Partai Gerindra berjuang semaksimal mungkin di parlemen untuk mewujudkan dan melahirkan UU No 8 Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas.

"Saya Prabowo Subianto mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kehadiran saudara-saudara di kediaman saya. Saudara-saudara yang saya ketahui adalah mewakili Kelompok Disabilitas Indonesia," ungkap Prabowo.

"Dan dalam lingkungan keluarga saya, Pak Hashim Djojohadikusumo sudah lama sekali menaruh perhatian yang besar kepada kaum disabilitas. Dan dari awal Partai Gerindra berjuang keras untuk membela dan memajukan keadaan kepentingan kaum disabilitas Indonesia," tambahnya.

Prabowo juga menjelaskan fokus perjuangan yang ia jalankan bersama dengan Sandiaga tersebut adalah untuk menciptakan kesempatan yang sama bagi seluruh rakyat Indonesia, dalam mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.

"Kita menginginkan semua warga negara termasuk kaum disabilitas memiliki kesempatan yang besar dan sama untuk menempuh kualitas hidup sebaik baiknya di bumi Indonesia ini," tuturnya.


Dirinya menjelaskan tujuan pendiri-pendiri bangsa dalam mendirikan sebuah negara dan bangsa yang merdeka adalah untuk melindungi segenap seluruh tumpah darah bangsa Indonesia. Jadi, perlindungan setiap warga negara itu menjadi tujuan dari negara, baik dari perlindungan dari segi fisik, kesehatan, keamanan dan lainnya.

"Jadi itulah tugas bagi siapa pun yang memimpin bangsa dan negara ini," tegasnya.

"Karena itu, ini adalah sebuah kehormatan bahwa kita bisa berjuang bersama untuk memajukan kualitas hidup saudara-saudara sekalian. Jadi, kita telah buktikan di DPR RI di parlemen bersama partai partai koalisi kita bahwa kita berjuang bersama-sama kalian," tandasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo didampingi oleh Tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi seperti Fuad Bawazier, Titiek Hediati Hariyadi atau yang akrab disapa Titiek Soeharto, serta Wasekjen DPP Partai Gerindra Sudaryono.

Prabowo juga memberikan buku berjudul Paradoks Indonesia Versi Braille, untuk dibagikan kepada para penyandang disabilitas tunanetra yang hadir dalam acara tersebut. (idr/idr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads