Sejak Kapan Kuli Sindang Menggali Jakarta?

Sejak Kapan Kuli Sindang Menggali Jakarta?

Danu Damarjati - detikNews
Sabtu, 01 Des 2018 11:24 WIB
Foto: Peralatan kerja kuli sindang (Dok Istimewa)
Jakarta - Di balik cangkul-cangkul berjejer di trotoar depan Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, ada sejarah panjang kuli sindang. Meski samar, jejak buruh asal Cirebon ini terlacak hingga abad yang lampau.

Istilah kuli atau buruh sindang sudah dikenal sejak tahun '60-an. Dalam menggambarkan suasana Jakarta dekade itu, Hersri Setiawan dalam 'Memoar Pulau Buru' menyebut sekilas keberadaan kuli sindang.

"Yang disebut buruh sindang ini ialah laki-laki penjual tenaga kerja sembarang, yang mengembara keluar-masuk kampung dengan alat kerja pacul dan pengki," tulis Hersri dalam bukunya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak Kapan Kuli Sindang Menggali Jakarta?Foto: Letak Sindanglaut, Kecamatan Lemahabang, Cirebon. (Google Maps)

'Sindang' di sini mengindikasikan asal-usul mereka, yakni dari Desa Sindanglaut, Lemahabang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Arkeolog senior di Tim Ahli Cagar Budaya Pemprov DKI Jakarta Candriyan Attahiyat menilai pengertian itu sudah mengalami perluasan.

"Pengertiannya menjadi luas, tidak hanya orang Sindang," kata Candriyan. Istilah kuli sindang kemudian dipakai untuk menggeneralisir kuli dari daerah Jawa Barat belahan timur dan Jawa Tengah belahan barat, bahkan sampai kawasan selatan.



Berbeda dengan kuli-kuli pada umumnya, kuli sindang punya spesialisasi sebagai penggali yang terampil dan kuat. Pacul, blencong, dan pengki menjadi senjata kerja mereka. Ini yang membedakan kuli sindang dengan kuli pelabuhan yang banyak berasal dari 'kulon', yakni kawasan Banten.

Kuli sindang berjaya di Jakarta pada era 1970-an, "Ketika Jakarta ambisius dalam membangun, era Gubernur Ali Sadikin. Mereka menggali saluran air dan macam-macam pekerjaan," kata dia.

Belum ada yang bisa memastikan, apakah istilah 'kuli sindang' sendiri baru digunakan pada era '60-an dan '70-an atau lebih awal lagi. Namun kedatangan kuli yang dari Jawa Barat-Jawa Tengah di kawasan ini sudah berlangsung sejak lama.

Pada era 1920-an, kakek Candrian sendiri merupakan satu dari banyak kuli bangunan yang didatangkan dari kawasan Tegal, Brebes, dan Cilacap. Kuli-kuli dari kawasan itu dipekerjakan di proyek pemerintahan kolonial Belanda. Meski begitu, kakek Candrian belum menyebut kelompoknya sebagai kuli sindang.

"Yang memerintahkan untuk pembangunan adalah proyek Belanda. Jadi dari daerah Tegal, Brebes, Cilacap itu yang sampai ke Jakarta sebagai kuli," kata dia.



Sejarawan lulusan Universitas Indonesia (UI), JJ Rizal, menarik catatan soal pekerja kasar hingga jauh ke era VOC. Tenaga kasar dari Jawa Barat-Jawa Tengah didatangkan pihak kolonial untuk membersihkan kanal-kanal di Batavia Abad 18.

"Kanal-kanal digali oleh tenaga kasar upahan," kata Rizal.

Sejak Kapan Kuli Sindang Menggali Jakarta?Batavia sekitar tahun 1780. (Tropenmuseum/the National Museum of World Cultures via Wikimedia Commons)

Hingga periode Indonesia merdeka, pekerja-pekerja kasar masih terus berdatangan ke Jakarta. Terlebih saat maraknya pembangunan Jakarta era '70-an. Bila dulu mereka menjadi kuli sindang di Jakarta sembari menunggu masa panen, kini banyak dari mereka yang tak punya sawah sendiri untuk dicangkul di kampung.

"Mereka tak bisa mencangkul di tanah garapan sendiri, terpaksa mereka mencangkul di Ibu Kota," kata Rizal.

Simak terus artikel-artikel lain tentang kuli sindang di detikcom.


(dnu/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads