Penjelasan Lengkap Habib Bahar bin Smith Soal Ceramah 'Jokowi Banci'

Penjelasan Lengkap Habib Bahar bin Smith Soal Ceramah 'Jokowi Banci'

Mochamad Zhacky - detikNews
Sabtu, 01 Des 2018 21:33 WIB
Habib Bahar bin Smith Foto: dok. Front TV
Jakarta - Habib Bahar bin Smith menolak meminta maaf terkait ceramahnya yang menyebut 'Jokowi kayaknya banci' hingga 'Jokowi haid'. Dia juga mengaku tak gentar meski telah dilaporkan ke polisi.

Habib Bahar mengatakan ceramahnya yang menuai polemik itu terkait aksi 4 November 2016 atau Aksi 411 di depan Istana Negara, Jakarta. Aksi itu adalah demo menuntut pengusutan kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Aksi tersebut saat itu berakhir ricuh. Polisi terpaksa menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang rusuh. Habib Bahar menilai, Jokowi sebagai presiden RI saat itu tak merespons keresahan umat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya mengatakan Jokowi presiden banci karena waktu aksi 411 jutaan umat Islam mendatangi depan Istana untuk bertemu dengannya untuk meminta keadilan penegakan hukum. Dia sebagai presiden malah lari dari tanggung jawab dan lebih memilih urusan yang tidak penting daripada jutaan umat Islam yang ingin menemuinya. Malah para habaib, kiai dan ulama diberondong dengan gas airmata," kata Habib Bahar kepada detikcom, Sabtu (1/12/2018).


[Gambas:Video 20detik]

Karena ceramahnya tersebut, Habib Bahar bin Smith dilaporkan ke polisi oleh Jokowi Mania dan Cyber Indonesia. Dia juga dicekal ke luar negeri terhitung 1 Desember 2018. Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan pencekalan itu sesuai surat dari Bareskrim Polri tertanggal 1 Desember 2018 ke Dirjen Imigrasi.

Meski dipolisikan dan dicekal ke luar negeri, Habib Bahar bin Smith mengaku tak gentar. Dia mengaku ceramahnya itu demi membela masyarakat banyak. Berikut pernyataan lengkap dia:

Minta maaf? Saya mengatakan jokowi presiden banci karena waktu aksi 411 jutaan umat Islam mendatangi depan Istana untuk bertemu dengannya untuk meminta keadilan penegakan Hukum. Dia sebagai presiden malah lari dari tanggung jawab dan lebih memilih urusan yang tidak penting dari pada jutaan umat Islam yang ingin menemuinya, malah para habaib, kyai dan ulama diberondong dengan gas air mata.


Dalam ceramah saya yang dilaporkan, dalam ceramah saya mengatakan Jokowi penghianat bangsa, penghianat rakyat, memberi janji palsu pada rakyat sebelum jadi berjanji mensejahterakan rakyat memakmurkan rakyat, tetapi setelah jadi yang makmur bukan rakayat, yang sejahtera bukan rakyat. Rakyat menderita, susah, kehausan, kelaparan. Yang makmur China, barat, yang makmur perusahaan-perusahaan asing. Kita pribumi Indonesia menjadi budak di negara kita sendiri.

Karena memang itu fakta nyata yang terjadi di Indonesia. BBM naik, listrik naik, sembako naik, semuanya impor. Berapa banyak pemuda pemudi Indonesia yang pengangguran tapi tenaga kerja impor dari asing? Oleh karenanya, jikalau dengan ceramah saya yang menentang kezoliman rezim dan membela rakyat yang susah, rakyat yang menderita, rakyat yang miskin, rakyat yang pengangguran, rakyat yang kelaparan dan kehausan, bagi mereka itu adalah kesalahan maka saya tidak akan pernah meminta maaf dari kesalahan itu. Semua saya sampaikan karena ketidakrelaan saya saudara umat Islam saya yang ingin menemuinya malah dizolimi dengan berondongan gas air mata. Karena ketidakrelaan saya melihat rakyat dan bangsa Indonesia susah, menderita, sengsara, miskin, kelaparan. Karena ketidakrelaan saya melihat negeri Indonesia yang saya cintai banyak utang, terjajah ekonominya dan dikuasai oleh asing dan aseng.


Jikalau dengan membela rakyat dan bangsa yang tidak makmur dan tidak sejahtera, menderita dan susah, saya harus dipenjara, jangankan hanya penjara, bahkan nyawa jiwa dan darah saya pun murah harganya demi membela rakyat Indonesia yang susah, yang saya bela dalam ceramah-ceramah saya.

Biarkan umat dan rakyat yang menilai siapa yang benar dan salah, siapa yang berada dalam yang hak dan kebatilan, mereka yang melaporkan saya demi kepentingan rezim penguasa atau saya yang terlapor karena membela saudara-saudara saya umat Islam yang terzolimi dalam aksi 411 dan rakyat susah yang saya bela dalam ceramah saya.


Saya tidak gentar dengan laporan mereka, saya berani berucap berani tanggung jawab dunia akhirat.

Mereka memiliki rezim penguasa yang melindungi mereka, saya memiliki Allah Sang Maha Penguasa alam semesta yang melindungi saya. Dan Allah lah sebaik-baiknya pelindung.

Kalau mereka mendesak saya minta maaf maka demi Allah saya lebih memilih busuk dalam penjara daripada harus minta maaf. Ini pernyataan dari saya. (hri/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads