"Ini teknis. Dalam permasalahan pada perangkat bermotor itu, setiap permasalahan perlu dilakukan perbaikan. Kita melihat bahwa setiap permasalahan itu kemudian dilakukan perbaikan dan dites oke. Dan pilot mengatakan tidak ada permasalahan, itu sudah cukup pesawat ini dinyatkan air worthy," ujar Managing Director Lion Air Daniel Putut.
Hal itu disampaikan Daniel dalam konferensi pers di kantornya, Jl Gadjah Mada, Jakarta Pusat, Rabu (28/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pilot in command (PIC) melakukan diskusi dengan teknisi terkait dengan tindakan perawatan pesawat udara yang telah dilakukan, termasuk adanya informasi bahwa sensor AoA yang diganti telah diuji," kata Ketua Subkomite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo.
Saat terbang dengan rute Denpasar-Jakarta (malam sebelum jatuh), pilot Lion Air PK-LQP menyadari adanya peringatan kecepatan berubah-ubah atau indicated airspeed (IAS) disagree pada primary flight display (PFD).
Hidung pesawat PK-LQP menurun secara otomatis, lalu kopilot kemudian mengambil alih penerbangan secara manual. Saat kopilot mengambil alih penerbangan, pilot mengirimkan sinyal pan-pan ke petugas pemandu lalu lintas penerbangan.
Pilot akhirnya tetap terbang ke Jakarta dan mendarat dengan selamat. Setelah pesawat diparkir, pilot melaporkan permasalahan pesawat udara kepada teknisi dan menulis IAS (kecepatan) dan ALT (ketinggian) disagree dan menyalakan lampu feel diff press di aircraft flight and maintenance logbook (AFML).
Sehari setelahnya, yaitu pada 29 Oktober 2018, pesawat Lion Air PK-LQP terbang dengan rute Jakarta-Pangkalpinang. Saat terbang, ada perbedaan AoA dan data stall antara pilot dan kopilot. Kemudian pesawat jatuh ke laut Karawang. (fjp/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini