"Meskipun terlambat karena disampaikan di ujung akhir pemerintahan Pak Jokowi, ini kan bentuk pengakuan. Fakta dan pengakuan bahwa ada hal positif dari Pak Harto yang bisa diadopsi," kata Priyo saat dihubungi detikcom, Senin (26/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini salah satu fakta bahwa banyak hal-hal positif pada zaman Pak Harto yang mestinya bisa diadopsi bukan semuanya dimusuhi. Fakta banyak hal yang positif pada zaman Pak Harto bisa diadopsi, bukan sebaliknya seolah phobia terhadap atau tidak ramah dengan apa yang berbau Pak Harto," tutur Priyo.
Priyo sempat mendapatkan pelajaran PMP semasa sekolahnya. Setelah PMP, ada pula Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila (P4) yang ditatarkan ke peserta didik.
"Saya memberi apresiasi tinggi, saya agak surprise dan memberi apresiasi terhadap rencana pemerintah, Kemdikbud. Saya apresiasi Mendikbud untuk menghidupkan kembali mata pelajaran PMP karena pada zaman Pak Harto dulu PMP termasuk mata ajar yang diwajibkan pada seluruh tingkatan mulai dari SD sampai ke lebih tinggi bahkan ada sistem dengan Penataran P4," kata dia.
Menurut Priyo, mata pelajaran PMP sangat dibutuhkan untuk generasi saat ini. Meski begitu, Priyo tetap mengkritik karena pemerintah baru mewacanakannya jelang berakhirnya masa jabatan.
"Dalam situasi sosial sampai sekarang ini, PMP tersebut dirasa penting. Ini agak terlambat tapi tetap kami hargai," kata dia.
Sebelumnya wacana untuk menghidupkan kembali PMP dilontarkan oleh Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud, Supriano. Tetapi masih akan dibahas lebih lanjut mengenai teknisnya.
"PMP kita akan kembalikan lagi karena ini banyak yang harus dihidupkan kembali, bahwa Pancasila ini luar biasa buat bangsa kita, itu mungkin yang akan kita lakukan," kata Supriano.
Saksikan juga video 'Makna Pancasila di Tengah Kehidupan Masyarakat':
(bag/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini