"Jadi, di Mamasa ini sedang terjadi gempa bumi swarm. Frekuensinya sering, tetapi kekuatannya kecil. Sejauh kapan gempa bumi ini akan terjadi, belum dapat dipastikan. Namun, jika berkaca pada daerah lain yang pernah dilanda gempa bumi swarm, durasinya memang lama. Berdasarkan laporan, terjadi sampai dua bulan, tetapi tentu kondisi setiap daerah berbeda-beda," ucap salah seorang anggota tim BMKG Pusat, Abdul Rosyid, saat diwawancaria wartawan, Rabu (21/11/2018).
Baca juga: Gempa M 3,4 Kembali Guncang Mamasa Pagi Ini |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk potensi likuifaksi bisa dijawab dari hasil penelitian kami, di mana tanah di Mamasa didominasi tanah padat sehingga risiko terjadinya likuifaksi sangat kecil," kata Abdul Rosyid.
Sebelumnya, tim dari BMKG Pusat juga telah melakukan penelitian pada sedikitnya 17 lokasi yang menjadi pusat terjadinya gempa di Mamasa, seperti di Desa Kariango dan Lambanan. Dalam kesempatan tersebut, tim juga menggali tanah dengan kedalaman beberapa meter untuk melihat dan mengambil sampel tanah di Mamasa.
Gempa tektonik kembali mengguncang Mamasa pada Rabu (21/11) siang ini, pukul 10:02 Wita, dengan Magnitudo 3.4. Gempa berada pada kedalaman 10 kilometer, dengan pusat gempa 3 kilometer sebelah timur laut Mamasa. (rvk/asp)











































