Prabowo Salah Sebut Sila Ke-4, PDIP: Banyak Pikiran, Manusiawi

Prabowo Salah Sebut Sila Ke-4, PDIP: Banyak Pikiran, Manusiawi

Andhika Prasetia - detikNews
Sabtu, 10 Nov 2018 11:59 WIB
Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto sempat salah menyebut sila ke-4 Pancasila. PDIP memakluminya.

"Kita ikut menyesalkan boleh saja, tapi kalau Pak Prabowo lupa sila ke-4 dan ke-5 masih saya anggap manusiawi karena kan orang-orang sekaliber Pak Prabowo yang dipikirkan banyak sekali, pengetahuan yang mengendap banyak sekali, narasi dan diksi yang dibangun untuk kepentingan kontestasi politik banyak sekali," ujar Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno saat dihubungi, Sabtu (10/11/2018).


PDIP tak ingin ucapan Prabowo yang sempat lupa sila ke-4 menjadi polemik. Sebab, bisa saja kala itu Prabowo tengah banyak pikiran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak bisa kami mereduksi totalitas seseorang dari misalnya hanya sekejap lupa. Kita boleh saja menyesalkan, tetapi kita masih menilainya manusiawi. Orang tidak boleh kita kategorikan salah hanya dalam 1 kesalahan atau suci dalam satu perbuatan mulia," sebut Hendrawan.

Sebelumnya, dari video yang beredar, Prabowo sempat salah menyebut sila ke-4 menjadi 'Kemanusiaan yang...', tapi Prabowo langsung mengoreksinya. Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi menyesalkan beredarnya video tersebut.


"Itu kan Pak Prabowo kan lagi ngomong pasal ke-4, habis itu kan direvisi lagi. Jadi hal lumrah kan salah sebut sedikit, nggak masalah, yang masalah itu bukannya beliau nggak koreksi langsung. Jadi dikoreksi, beliau habis itu keluarin pernyataan yang benar, tapi ini kan butuh 'gorengan' isu personal, jadi kenapa penggorengan terus berjalan? Agar pemerintah tidak perlu diskusi hal substansi, makanya pemerintah lebih cenderung bicara 'politik sontoloyo', 'genderuwo', dan kebohongan," ujar juru bicara BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, saat dihubungi hari ini. (dkp/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads