Mantan Ketua DPW PKS Bali Mudjiono mengungkapkan alasan kader mengundurkan diri berjamaah karena dipecat melalui pesan singkat. Selain itu, Mudjiono dan pengurus lainnya merasa tak lagi dihargai. Padahal selama ini dia merasa ikut membesarkan partai.
Baca juga: Ini Alasan DPW PKS Bali Ramai-ramai Mundur |
"DPW PKS mengundurkan diri ramai-ramai karena banyak hal. Jadi sudah nggak mengindahkan AD/ART. Banyak hal yang dilanggar, AD/ART, contoh pergantian pengurus tanpa musyawarah, mengganti pengurus via WA saja, jam 16.00 Wita, jam 20.00 Wita suruh datang. Masa berorganisasi seperti itu," ujar Mudjiono ketika dihubungi, Jumat (28/9).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya nggak tahu. Yang jelas, di bawah nggak ada pergerakan karena belum ada perintah. Itu mengadu domba namanya, memang nggak ada instruksi," sebut Mudjiono.
Fahri, yang posisinya di PKS masih berpolemik, ikut mengkritik DPP PKS. Fahri menuding mundurnya kader akibat kepemimpinan yang otoriter.
"Apa yang terjadi di Bali pembuktian bahwa sejak kepemimpinan baru di PKS, memang mereka bawa kultur salah, sepihak, otoriter dan mau menang sendiri," kata Fahri kepada detikcom, Minggu (30/9).
Dikonfirmasi secara terpisah, DPP PKS mengakui mencopot kader di DPW Bali karena untuk menyiapkan diri dalam Pemilu 2019. PKS yakin soliditas partai tetap terjaga.
"Kita mau menghadapi pemilu. Perlu struktur yang siap bergerak untuk pemenangan partai di 2019," ujar Ketua DPP PKS Ledia Hanifa melalui pesan singkat, Minggu (30/9).
Tonton juga 'PKS-Gerindra Berebut Kursi DKI-2, Golkar: Pilih yang Terbaik!':
(dkp/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini