tiga nama yang diajukan oleh pansel hakim MK itu adalah:
1. Prof Dr Enny Nurbaningsih (guru besar tata negara Universitas Gadjah Mada yang juga Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional Kemenkum HAM).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Desertasinya berjudul 'Aktualisasi Pengaturan Wewenang Mengatur Urusan Daerah Dalam Peraturan Daerah, Studi Periode Era Otonomi Seluas-Luasnya' menguraikan berbagai peraturan daerah yang diterbitkan sepanjang pelaksanaan otonomi luas tahun 2001.
Baca juga: Panja DPR Tolak Aturan Peralihan Masuk KUHP |
Sebelum menjadi Kepada BPHN, istri R Sumendro itu aktif di organisasi dosen pengajar hukum tata negara yaitu Asosiasi Pengajar HTN-HAN. Putri Prajaningrum Nurendra itu kini masih aktif pula mengajar di UGM.
Lalu apa prestasinya di BPHN Kemenkumham? RUU KUHP yang dikawalnya hingga kini masih teronggok di DPR.
2. Prof Dr Ni'matul Huda (profesor hukum tata negara Universitas Islam Indonesia-UII).
Masih dari Yogyakarta, nama Ni'matul Huda juga disodorkan Pansel MK ke Jokowi. Profesor hukum ini masih satu almamater dengan Mahfud MD.
Namanya berkali-kali masuk bursa hakim MK, tapi beberapa kali pula mundur di menit terakhir. Pada 2013, ia urung maju karena tidak mendapat restu Rektor UII.
Seluruh hidup Ni'matul nyaris dihabiskan di dunia akademik. Ia nyaris tidak pernah masuk birokrasi kepemerintahan.
20 Tahun lebih hidupnya di kampus sedikitnya telah menelorkan 16 buku tentang ketatanegaraan. Seperti Teori dan Politik Konstitusi, Perkembangan UUD 1945, Kemandirian Pengadilan di Indonesia dan Politik Hukum HAM di Indonesia.
3. Prof Susi Dwi Harijanti (dosen senior Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran).
Susi yang belum lama menggondol gelar profesor, merupakan akademisi termuda di antara 2 kandidatnya. Gelar SH ia dapatkan dari Unpad Bandung pada 1990. Adapun untuk S2 dan S3 ia raih The University of Melbourne pada 1998 dan 2011.
Lama mengenyam pendidikan di luar negeri, gaya Susi lebih santai dibanding dua kandidat lainnya. Mewakili gaya dosen milenial dalam mengajar seperti memakai sepatu skechers, kemeja warna-warna ringan dan topi fedora. Bila masuk MK, Susi diyakini bisa memberikan warna berbeda.
"Untuk diketahui, ketiga nama tersebut menempati peringkat tertinggi dari akumulasi nilai pada semua tahapan seleksi. Sebelumnya, dalam proses seleksi akhir calon hakim MK, pansel telah mewawancarai secara terbuka sembilan peserta yang tiga di antaranya kini telah sampai kepada Presiden Joko Widodo," ujar Mensesneg Pratikno seperti dalam keterangan tertulis yang disampaikan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin, Jumat (3/8/2018).
Hem.. pilih srikandi yang mana Pak Jokowi?
(asp/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini