Masyarakat Adat Ikut Kelola Sumber Daya Alam di Taman Nasional Wasur

Masyarakat Adat Ikut Kelola Sumber Daya Alam di Taman Nasional Wasur

Nabila Nufianty Putri - detikNews
Kamis, 02 Agu 2018 11:13 WIB
Foto: Dok KLHK
Jakarta - Dalam upaya pengelolaan sumber daya alam Taman Nasional (TN) Wasur, masyarakat adat yang bermukim di kawasan tersebut ikut mengelola sumber daya alamnya. Terdapat empat suku asli yang bermukim di daerah yang merupakan kawasan konservasi tersebut.

"Selain membantu mengelola sumber daya alam, suku asli ini juga menjadi daya tarik wisata," ujar Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Wiratno, dalam keterangan tertulis (30/7).

Saat mendampingi Tim Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi IV, Michael Wattimena mendapat sambutan dua kepala adat yaitu dari suku Kanume dan Marori Men-Gey, diiringi dengan Tari N'Gatsi, tarian adat untuk menyambut tamu agung. Kepala adat hadir sebagai bentuk apresiasi masyarakat adat setempat kepada pemerintah pusat yang telah mengunjungi dan memperhatikan eksistensi mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Kawasan seluas 413.810 ha memiliki kekayaan dan keunikan luar biasa secara ekologi, sosial dan budaya membentang di Taman Nasional Wasur. Dilihat dari potensi faunanya tercatat 80 jenis mamalia, dimana 34 spesies telah teridentifikasi dan 32 spesies diantaranya merupakan satwa endemik Papua.

Selain itu, TN Wasur juga menjadi surga bagi 403 spesies burung, dengan 74 jenis diantaranya merupakan burung endemik Papua dan 114 spesies termasuk yang dilindungi. Dari segi flora, terdapat beberapa jenis anggrek langka diantaranya jenis Yohanes (Dendrobium yohanes), Kelinci (Dendrobium antenatum) dan Bawang (Dendrobium sp.) juga ditemukan dan ditangkar oleh masyarakat asli dengan binaan dari TN Wasur.

"Luar biasa TN Wasur dengan keanekaragaman hayatinya. Anggrek langka masih bisa ditemukan dan berhasil ditangkar. Ini (penangkaran anggrek) tentu harus didukung dan terus dibina sehingga species anggrek langka ini tidak punah", tegas salah satu Anggota Tim Kunjungan Kerja Komisi 4 DPR RI, Agustina Pramestuti yang gemar dengan tanaman anggrek.


Kawasan paling timur Indonesia ini yang terletak di Merauke, merupakan Ramsar Site (Situs Lahan Basah) yang ditetapkan sejak tahun 2006 berperan untuk melindungi kelestarian dan fungsi lahan basah di dunia. Bahkan, telah menjadi anggota East Asian Australian Flyway (EAAF) Site Network karena dianggap berperan penting sebagai tempat persinggahan dan tujuan migrasi bagi burung-burung migran.



Tonton juga video: 'Menteri LHK Ajak Rakyat Kelola Hutan'

[Gambas:Video 20detik]



Masyarakat Adat Ikut Kelola Sumber Daya Alam di Taman Nasional Wasur
(ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads