SBY Disebut Baper dan Lebay, PD: Justru Megawati yang Baper

SBY Disebut Baper dan Lebay, PD: Justru Megawati yang Baper

Marlinda Oktavia Erwanti - detikNews
Kamis, 26 Jul 2018 15:53 WIB
Fungsionaris Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean. (dok. pribadi)
Jakarta - Sejumlah partai politik menyebut Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) baper (membawa perasaan) dan lebay (berlebihan) karena pengakuannya atas ketidakharmonisan hubungan dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menjadi penghambat bergabung ke koalisi Joko Widodo (Jokowi). PD menjawab tudingan itu.

Kepala Divisi Advokasi Partai Demokrat Ferdinand Hutahean menjelaskan justru SBY tengah bersikap bijaksana. Ferdinand balik menuding Megawati-lah yang baper selama ini.

"Jadi begini, justru Pak SBY itu tampil bijaksana tidak mau mengganggu merusak hubungan Jokowi dengan Megawati," ujar Ferdinand kepada detikcom, Kamis (26/7/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Tudingan kepada Megawati itu bukan tanpa alasan. Ferdinand mengungkap selama ini Megawati-lah yang enggan bertemu dan berdekatan dengan ketua umumnya.

Ferdinand mencontohkan saat upacara memperingati HUT RI di Istana Negara. Megawati, kata Ferdinand, meminta protokoler mengatur tempat duduknya agar tak berdekatan dengan SBY.


"Sampai Pak SBY mengurungkan niat untuk datang," kata Ferdinand.

"Jadi tidak elok itulah. Seperti kemarin di pertemuan di Bogor itu (pertemuan 6 parpol koalisi Jokowi) disediakan tempat duduknya seperti itu. Kira-kira (kalau SBY ikut koalisi Jokowi), duduknya Pak SBY di mana kalau Bu Mega sendiri tidak mau berdekatan dengan SBY?" imbuhnya.

Berdasarkan pengalaman itu, kata Ferdinand, tudingan baper haruslah ditujukan kepada Megawati.


"Jadi jangan dibilang Pak SBY baper. Yang baper itu Bu Mega yang tidak pernah mau berbaikan bertemu dengan Pak SBY," kata Ferdinand.

Ferdinand juga menjelaskan alasan dia menyebut langkah ketua umumnya tersebut bijaksana. Sebab, SBY dalam keputusannya untuk merapat ke koalisi Ketum Gerindra Prabowo Subianto juga memikirkan perasaan Megawati.

"Nah dalam rangka koalisi ini justru Pak SBY sangat bijaksana, bukan baper. Beliau tidak ingin mengganggu hubungan Jokowi dengan Megawati karena kalau SBY di sana dipastikan teman-teman yang lain itu akan lebih mendekat ke SBY, termasuk juga Pak Jokowi," tuturnya.


"Nanti ditinggal Bu Mega-nya uring-uringan lagi, baper. Jadi SBY itu sudah sangat bijaksana tidak bergabung di sana supaya Mega tidak baper terus," lanjut Ferdinand.

Sebelumnya, SBY mengungkap peluang koalisi dengan Jokowi yang kini memudar. SBY juga mengungkapkan bahwa hubungannya dengan Megawati yang belum pulih menjadi alasannya tak masuk koalisi Joko Widodo (Jokowi). SBY pun masih membuka kemungkinan masuk ke pemerintahan.

"Tapi itu pertanyaan bagi saya, karena melihat realitas hubungan Bu Mega sama saya belum pulih. Tapi saya pikir yang ajak Pak Jokowi, dan kalau Demokrat ada di dalam, why not?" kata SBY saat jumpa pers di kediamannya, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (25/7).

Atas sikap SBY tersebut, sejumlah parpol koalisi, seperti PPP, Hanura, dan Golkar, menyebut SBY baper dan lebay. Hanura, misalnya, menilai tidak seharusnya SBY sebagai seorang negarawan bersikap 'baperan' dalam berpolitik. (mae/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads