"Jadi bahasanya bukan diminta atau pungli, tapi diimbau untuk menitipkan bantuan uangnya sebesar Rp 3 juta itu untuk membantu kita dalam rangka partisipasi pembangunan sekolah," kata Mamad saat dihubungi detikcom, Kamis (19/7/2018).
Mamad juga mengaku pungutan itu masih akan dirapatkan bersama pihak komite orang tua murid. "Jadi ya nanti rinciannya bagaimana baru kita bicarakan antara komite orang tua murid dan pihak sekolah lagi di hari Sabtu (21/7) nanti," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya itu nanti rencana uang itu baru akan disepakati pada hari Sabtu nanti pengesahan. Jadi ada rencana orang tua bertemu dengan pihak sekolah dan menjelaskan bahwa kita sedang melakukan pembangunan sekolah dan membutuhkan bantuan," jelas Eko saat ditemui di SMAN 13 Depok di Jalan Padurenan, Cisalak, Cimanggis, Depok.
Eko mengatakan pihaknya meminta bantuan kepada orang tua siswa untuk pembangunan ruang kelas. Pasalnya, SMAN 13 Depok belum menerima dana dari pusat.
"Karena dana dari pusat belum cair dan kalaupun cair jumlahnya tidak bisa meng-cover biaya pembangunan ruang kelas belajar. Nanti bisa saya tunjukkan," sambungnya.
Menurutnya, pihaknya saat ini tengah memerlukan ruang tambahan belajar. Ruang belajar yang ada, menurutnya, harus dipakai untuk 2 shift mengingat jumlahnya terbatas.
"Sementara kita membutuhkan 10 kelas, itu jumlahnya terbatas sehingga kita melakukan dua shift. Maka ketika situasi seperti ini ya akhirnya kepala sekolah memberi usulan kalau ingin belajar nyaman murid-murid di sini ya kita harus membangun secara gotong royong, ada partisipasi dari orang tua. Nah di situlah partisipasi orang tua wujudnya membayar Rp 3 juta itu," paparnya.
"Dengan rincian yang saya tidak terlalu paham. Itu tidak kapasitas saya menyampaikan itu. Rinciannya kemungkinan saja ya ada uang gedung, uang seragam, terus SPP. Nah itu semua nanti baru akan kita rapatkan hari Sabtu," tambahnya. (mei/mei)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini