"Iya, diminta Rp 3 juta itu rinciannya sumbangan, uang seragam dan lain-lain deh," kata Emerson Yuntho yang merupakan kerabat dari salah satu ortu siswa SMAN 13 Depok, saat dihubungi detikcom, Kamis (19/7/2018).
Permintaan pembayaran uang tersebut dilakukan secara mendadak pada saat orangtua murid melakukan daftar ulang. Padahal, sebelumnya, pihak sekolah tidak pernah mengumumkan soal uang yang harus disediakan saat daftar ulang tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun, perincian uang daftar ulang itu yakni seragam Rp 1.350.000, sumbangan Rp 1.000.000, MPIS Rp 200.000, psikotes Rp 200.000 dan SPP Juli Rp 200.000.
Menurut Emerson, tidak hanya kerabatnya yang diminta uang sumbangan tersebut. Hampir seluruh orangtua siswa baru juga diminta uang dengan besaran yang sama.
"Dan itu banyak lho, ada sekitar 200-an," katanya.
Kerabat Emerson juga terpaksa membayar uang tersebut. Menurutnya, kerabatnya khawatir jika uang tersebut tidak dibayar akan berdampak terhadap anaknya di sekolah nantinya.
"Posisi ortu dilematis, mau protes segala macem takut anaknya 'diintimidasi' di sekolah atau dipersulit. Kalau famili saya sih kalau tidak salah baru sepertiganya," lanjutnya.
Emerson melanjutkan, hal ini juga telah dilaporkan ke pihak Ombudsman. Setelah dilakukan investigasi oleh pihak Ombudsman, pihak sekolah akhirnya mengembalikan uang dari para orangtua tersebut.
"Dia (pihak sekolah) menaku keliru kemudian dibalikin lagi. Saya kurang tahu berapa yang dibalikin," tuturnya.
(mei/bpn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini